KOMPAS.com - Ahli Vulkanologi Surono alias Mbah Rono mengimbau warga di sekitar lereng Gunung Semeru untuk mewaspadai banjir lahar pasca-letusan Semeru di Lumajang-Malang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021).
Melansir Breaking News Kompas TV, Minggu, Mbah Rono menjelaskan, letusan Semeru berbeda dengan erupsi Merapi pada 2010 silam.
Perbedaanya terletak pada karakter letusan. Letusan Gunung Merapi, kata Mbah Rono, gas menjebol kawah dan menimbulkan awan panas letusan.
Sementara Semeru memang sering mengalami letusan berupa gas, uap dan abu vulkanik. Hanya saja, letusan Semeru cuma mengeluarkan llehan lava yang membentuk gundukan atau kuba lava.
"Gundukan ini makin lama makin besar volumenya. Nah, musim hujan ini bisa jadi membuat kuva lava sebagian menjadi batu, sebagian lagi masih cari longsor," kata mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, 41 Orang Alami Luka Bakar
Mbah Rono melanjutkan, gundukan tersebut menghasilkan uang atau gas yang bercampur dengan debu halus, materia kerikil hingga bongkahan yang membenttuk awan panas guguran.
Guguran tersebut kemudian masuk ke Sungai Kobokan. Oleh karena itu, Surono mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas terlebih dahulu di sekitar lokasi tersebut.
Apalagi, lanjut dia, sebaran abu masih cukup tebal dan musim hujan pun masih berlangsung.
Mbah Rono mengatakan, jika musim hujan masih berlangsung lama, maka abu-abu vulkanik dari Semeru yang menyebar ke segala arah akan terbawa air hujan menuju ke yang lebih rendah, yaitu sungai.
"Sungai yang paling berpotensi banjir lahar adalah sungai-sungai yang terdapat endapan awan panas dan masyarakat jangan panik karena endapan awan panas masih panas di dalam sungai, hujan masih lebat, kalau air masuk ke dalam endapan itu karena di dalam pasti panas, maka menjadi ledakan-ledakan di tengah sungai," terang Surono.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.