Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara-suara Penolakan Tuntutan Bubarkan MUI

Kompas.com - 20/11/2021, 13:30 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

MUI, kata dia, merupakan lembaga yang sangat penting dalam menjaga akidah, moral, dan akhlak umat.

“Keberadaan MUI saat ini dan masa akan datang sangat dibutuhkan umat Islam dan pemerintah. MUI tidak hanya menjadi benteng keberagamaan, tapi juga benteng dalam menjaga NKRI," kata Aminuddin melalui keterangan tertulis, Jumat (19/11/2021).

Lebih lanjut mantan Ketua Umum PMII ini menambahkan, penangkapan anggota MUI oleh Densus 88 Antiteror Polri bukan bagian dari aktivitas organisasi, tetapi aktivitas personal. Oleh karena itu, hal itu menjadi tanggung jawab pribadi.

"Jangan kesalahan personal dibebankan kepada organisasi yang di dalamnya terdapat ribuan ulama moderat dari pusat hingga kabupaten/kota," ucap Aminuddin.

Baca juga: Stafsus Presiden: MUI Pegangan Umat, Kita Masih Membutuhkannya

3. Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi

Juru Bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi menilai ditangkapnya Zain An-Najah adalah hal yang bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan lembaga MUI.

Karena itu menurut Masduki, tuntutan pembubaran MUI lantaran ditangkapnya salah satu pengurus tidak tepat. Hal itu disampaikan Masduki saat mendampingi Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Utara, sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (19/11/2021).

"Tentu saja tidak bisa dikatakan bahwa kemudian MUI dibubarkan karena ada satu oknum yang terlibat seperti itu. Itu tidak ada kaitannya langsung dengan MUI," kata Masduki di Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737- 400 TNI Angkatan Udara.

Masduki, yang juga Ketua MUI Bidang Komunikasi dan Informasi mengatakan keterlibatan pengurus MUI terduga teroris tersebut sifatnya pribadi dan tidak berkaitan dengan organisasi MUI.

Baca juga: Jubir Wapres: Tidak Bisa MUI Dibubarkan karena Satu Oknum Terlibat Terorisme

Keterlibatan oknum pengurus dalam tindak pidana terorisme tersebut, katanya, tidak membuat MUI harus dibubarkan melainkan terduga teroris itu harus diproses hukum dan diselidiki jaringan lain yang terlibat.

"Itu pribadi dia. Misalnya ada oknum yang sama di lembaga lain, apakah lantas lembaganya dibubarkan? Toh itu oknum yang melakukan pelanggaran, lebih terkait dengan (masalah) pribadinya. Tinggal mungkin diselidiki jaringan-jaringannya sampai tuntas," tegasnya.

4. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyebut MUI adalah lembaga yang penting bagi bangsa dan negara. Karena itu, menurut Zulkifli, semua pihak harus bersama-sama menjaga MUI.

"MUI ini penting sekali untuk bangsa dan negara. Kontribusinya banyak untuk menjaga umat dan nilai-nilai luhur agama bagi kehidupan kita bermasyarakat. Jika ada yang bermasalah di dalamnya, justru logikanya MUI harus kita jaga bersama.” Kata Zulkifli, dalam keterangan pers, Jumat (19/11/2021).

Zulkifli berpendapat, anggapan bahwa MUI harus dibubarkan karena penangkapan tersebut sangat berlebihan. Ia mengatakan, bukan lembaga MUI yang salah. Namun, tindak pidana terorisme yang harus dilawan.

Baca juga: Ahmad Zain An-Najah Ditangkap Densus 88, Ketum PAN: MUI Harus Kita Jaga

"Kalau itu (terorisme) jelas kita lawan. Jangan sampai masyarakat dirugikan dan stabilitas keamanan negara kita terganggu. Definisi dan batasannya saja yang harus diperjelas, masyarakat perlu tahu, perlu diedukasi," tuturnya.

(Sumber:Kompas.com/Tsarina Maharani, Rakhmat Nur Hakim, Deti Mega Purnamasari, Fitria Chusna Farisa | Editor: Kristian Erdianto, Rakhmat Nur Hakim, Icha Rastika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com