Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah DBD di Lingkungan Rumah Saat Musim Hujan, Ini Caranya

Kompas.com - 13/11/2021, 12:15 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Memasuki musim hujan tahun ini, masyarakat diminta untuk melakukan pencegahan ancaman berbagai penyakit, salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).

Seperti diketahui, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Terdapat dua jenis nyamuk sebagai perantara penularan virus dengue terhadap tubuh manusia hingga menjadi penyakit DBD yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Kedua nyamuk ini dipercaya sebagai vektor atau perantara untuk menularkan virus dengue, penyebab penyakit DBD ini.

Nah, pada saat awal dan akhir musim hujan, para ahli menilai nyamuk memang lebih aktif dan lebih banyak berkembang biak dalam masa itu, termasuk menyebabkan DBD dan cikungunya.

Sebab, saat awal musim hujan, pada umumnya intensitas curah hujan tidak terlalu besar, sehingga cukup untuk membasahi permukaan benda-benda di tanah dan membuat genangan di berbagai benda tersebut.

Genangan yang tidak segera dibersihkan dan dalam keadaan kotor sangat mungkin sekali menjadi sarang, tempat bertelur dan berkembang biak nyamuk-nyamuk, terutama jenis Aedes Aegypti ini menjadi lebih banyak bermunculan.

Berikut ada beberapa cara yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan untuk bisa dilakukan, guna mencegah ancaman penyakit demam berdarah.

Baca juga: Cara Cegah Penyakit Khas Musim Hujan, dari DBD hingga Alergi Dingin

Menguras tempat penampungan air

Seperti diketahui, jentik atau bayi nyamuk berkembang-biak di air yang tergenang.

Maka, berbagai wadah atau tempat-tempat penampungan air yang tidak terpakai, atau bahkan terbengkalai, serta dipenuhi sampah sangat berisiko menjadi tempat kembang biak nyamuk.

Saat jentik itu telah tumbuh dewasa, sangat mungkin bagi mereka menyebarkan bakteri.

Sehingga, masyarakat diminta untuk secara rutin membersihkan wadah atau dinding penampung air, karena di situ telur nyamuk bisa menempel.

Menutup rapat tempat sarang nyamuk

Selain membersihkan wadah penampungan air atau tempat terbengkalai, maka harus juga menutup tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Jika tidak bisa ditutup dengan baik, maka upayakan untuk membalik wadah yang bisa tergenang saat hujan turun.

Perlu diketahui, banyak sekali jenis tempat yang sangat disukai oleh nyamuk dan dijadikan tempatnya bersarang. Seperti wadah-wadah atau kontainer seperti cekungan di pohon, berbagai jenis daun, misalnya daun pisang, semak-semak belukar, talang rumah, ember, atau gelas yang tidak terpakai di tumpukan sampah, bisa berpotensi terisi air saat hujan curah ringan turun, alhasil akan menggenang dan nyamuk suka bersarang serta bertelur di sana.

Daur ulang

Jarang disadari, bahwa sampah-sampah yang telah tertumpuk di luar ruangan juga berpotensi menjadi sarang nyamuk berikutnya.

Apalagi, ketika hujan turun dan menggenang di atas tumpukan sampah yang ada. Misalnya, seperti sampah botol-botol, ember, wadah-wadah yang berbentuk cekung atau cembung ke atas, sampah plastik dan lain sebagainya yang bisa membuat air tergenang saat hujan turun.

Dengan begitu, cara mencegah DBD yang ketiga yakni dengan memanfaatkan kembali atau mendaur limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangan nyamuk demam berdarah.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Ini 4 Cara Mencegah DBD di Lingkungan Rumah

Upaya pencegahan lainnya

Selain ketiga cara mencegah DBD di atas, Kemenkes juga memberikan saran lainnya untuk memitigasi risiko DBD ini. Di antaranya sebagai berikut:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, terutama di tempat penampungan air yang besar
  • Obat anti nyamuk
  • Memberikan larvasida pada penampungan air
  • Memangkas semak-semak yang ada dilingkungan Anda
  • Hindari membuat wadah terbengkalai di luar rumah yang berpotensi terisi air hujan dan menggenang
  • Menguras bak mandi
  • Waspadai pepohonan yang terlalu rimbun dan sampah daunnya

(Sumber: Kompas.com Penulis Ellyvon Pranita | Editor Bestari Kumala Dewi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com