Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu Luang Tak Jamin Kebahagiaan, Lalu Apa Kuncinya?

Kompas.com - 30/10/2021, 07:50 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Banyak dari kita berpendapat akan memiliki kebahagiaan jika memiliki waktu luang amat banyak, sehingga bisa melakukan apapun yang diinginkan.

Alhasilm, memiliki banyak waktu luang menjadi impian banyak orang. Apalagi jika kita mulai penat karena padatnya kesibukan.

Gambaran bersantai sebanyak mungkin menjadi menggiurkan. Tak perlu ada pekerjaan atau hal yang harus dilakukan dan kita bebas bersantai sepuasnya.

Namun, penelitian Anderson School of Management UCLA, Amerika Serikat membantah hal tersebut.

Memiliki terlalu banyak waktu luang rupanya tidak otomatis memberikan kita perasaan bahagia.

Bahkan, waktu bersantai yang berlebihan akan cenderung dapat mengurangi kualitas dan kesejahteraan hidup.

Lalu, apa kunci kebahagiaan jika dilihat dari berapa lama waktu luang yang kita miliki dalam hidup?

Baca juga: Jangan Anggap Punya Waktu Luang Cuma Buang Waktu

Waktu luang dan bekerja yang seimbang

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data termasuk dari Survei Penggunaan Waktu Amerika dari Biro Statistik Tenaga Kerja dan Studi Nasional Masyarakat untuk Manajemen Sumber Daya Manusia tentang Tenaga Kerja yang Berubah.

Eksperimen juga dilakukan terhadap 6.000 orang Amerika yang diminta membayangkan memiliki sejumlah waktu luang setiap hari selama setidaknya enam bulan.

Tujuannya untuk memperkirakan seberapa banyak mereka akan menikmati waktu tersebut.

 

Penelitian yang diterbitkan awal bulan ini di Journal of Personality and Social Psychology ini menyebutkan, kesejahteraan individu meningkat berkorelasi dengan waktu luang mereka – tetapi hanya sampai titik tertentu.

Meskipun memiliki terlalu sedikit waktu luang berdampak tidak sehat pada diri kita, terlalu banyak juga dapat mengurangi kesejahteraan.

"Kita, sebagai manusia, tidak suka bermalas-malasan," jelas Cassie Mogilner Holmes, pemimpin penelitian yang merupakan profesor studi pemasaran dan pengambilan keputusan perilaku itu.

“Apa yang kami temukan adalah bahwa jumlah waktu luang atau waktu luang yang moderat adalah jenis sweet spot yang paling membuat orang bahagia,” kata anggota riset, Marissa Sharif, asisten profesor pemasaran di Wharton School di University of Pennsylvania.

Baca juga: 7 Cafe Dekat Malioboro Yogyakarta, Nyaman untuk Bersantai

Bahaya terlalu banyak waktu luang

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com