Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perusahaan China Evergrande Bisa Picu Krisis Ekonomi Global?

Kompas.com - 03/10/2021, 13:23 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Gejolak di raksasa properti China Evergrande membuat pasar global gelisah.

Pembayaran bunga obligasi jutaan dolar jatuh tempo dari pengembang real estat paling berutang di dunia.

Saat berjuang untuk memenuhi pembayaran tersebut, korporasi mulai membayar kembali beberapa investor manajemen kekayaan dengan properti.

Profil Evergrande

Hui Ka Yan memulai Evergrande (sebelumnya Hengda Group) pada tahun 1966 di Guangzhou, Cina.

Evergrande Real Estate sekarang memiliki lebih dari 1.300 proyek di lebih dari 280 kota di Cina.

Industri Grup Evergrande bervariasi dari manajemen kekayaan hingga manufaktur mobil listrik serta makanan dan minuman.

Baca juga: Apa Itu Evergrande? Kasusnya Berpotensi Picu Krisis Ekonomi Global..

Evergrande memiliki salah satu tim sepak bola terbesar China, Guangzhou FC. Menurut BBC International, Hui sebelumnya adalah orang terkaya di Asia, dengan kekayaan pribadi lebih dari $10 miliar (£7,3 miliar).

Korporasi dalam masalah

Evergrande telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar di China, meminjam lebih dari $300 miliar.

Tahun lalu, China memperkenalkan aturan untuk membatasi biaya pinjaman pengembang, membatasi utang dalam hal arus kas, aset, dan modal perusahaan.

Evergrande sekarang menjual propertinya dengan diskon yang signifikan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.

Sekarang korporasi sedang berjuang untuk membayar bunga pinjamannya.

Ketidakpastian ini telah membuat harga saham Evergrande anjlok 80 peren tahun ini. Lembaga pemeringkat kredit global telah menurunkan peringkat obligasinya.

Menurut CNBC International, Evergrande memperkirakan penjualan propertinya akan terus menurun pada bulan September, semakin mengurangi arus kasnya.

Beberapa bank Hong Kong, termasuk HSBC dan Standard Chartered, telah menolak untuk menawarkan pinjaman tambahan kepada pemilik dua proyek rumah Evergrande yang belum selesai.

Dampak bagi keuangan global

Karena pengembang China ini sangat besar, potensi kegagalan mungkin tidak hanya merugikan ekonomi China, tetapi juga pasar lainnya.

Evergrande adalah masalah yang serius karena beberapa alasan, yakni:

Pertama, banyak orang memperoleh properti Evergrande bahkan sebelum pembangunan dimulai. Orang-orang telah membayar deposit dan mungkin kehilangan uang jika perusahaan gagal.

Pelanggan Evergrande, termasuk perusahaan konstruksi dan desain, serta pemasok material, mungkin menderita kerugian besar, dan bisa memaksa mereka bangkrut.

Ketiga, dampak potensial pada sistem keuangan di China.

Konsekuensi finansial akan meluas. Evergrande berutang uang kepada 171 bank domestik dan 121 lembaga keuangan lainnya.

Untuk menghindari krisis kredit, bank dan pemberi pinjaman lainnya mungkin terpaksa mengurangi pinjaman ke Evergrande.

Krisis kredit akan menjadi malapetaka bagi ekonomi terbesar kedua di dunia itu, karena perusahaan-perusahaan yang tidak dapat meminjam akan sulit untuk tumbuh, dan dalam beberapa kasus, gagal.

Ini juga dapat menghalangi investor internasional untuk berinvestasi di China.

Bisnis Evergrande

Perusahaan ini merupakan pengembang properti terbesar kedua di China berdasarkan penjualan.

Lebih dari 1.300 proyek real estate di lebih dari 280 kota di Tiongkok dan sekitar 2.800 proyek manajemen properti di lebih dari 310 kota dikelola oleh Evergrande.

Mereka memiliki tujuh divisi yang masing-masing terlibat dalam produksi kendaraan listrik, perawatan kesehatan, barang-barang konsumen, produksi video dan televisi, dan bahkan taman hiburan.

Evergrande mempekerjakan 200.000 orang tetapi secara tidak langsung menciptakan 3,8 juta pekerjaan setiap tahun.

Di seluruh Asia, indeks ini mencakup saham dan obligasi.

Siapa yang terkena dampak?

Bank, pemasok, pembeli rumah, investor, dan bahkan perusahaan memperingatkan masalah yang meningkat bisa menyebabkan risiko bawaan yang lebih luas.

Bank

Industri perbankan akan menjadi salah satu yang pertama terkena dampak, jika ada efek menular pada sektor properti yang lebih luas di China.

Pembeli rumah dan investor

Pada 27 September, sekitar 100 investor menuntut pembayaran kembali pinjaman pada produk keuangan yang telah jatuh tempo, di kantor Shenzhen Evergrande. Hal itu menimbulkan kekhawatiran terjadi kerusuhan sosial.

Kenyataannya, sentimen sudah menyebar ke obligasi imbal hasil tinggi Asia.

Baca juga: Krisis Evergrande: Awal Mula Petaka, Utang Rp 4 Kuadriliun, dan Ruginya Ribuan Orang

Imbal hasil obligasi luar negeri Asia yang didominasi bisnis properti naik 13 persen persen. Ini juga berarti investor internasional kalah.

Pemasok

Jika pemasok tidak dibayar, kebangkrutan Evergrande dapat mempengaruhi industri lain.
Evergrande mungkin mencoba membujuk pemasok dan kontraktor untuk menerima properti fisik sebagai pembayaran.

Berdasarkan laporan Agustus S&P Global Ratings, perusahaan harus membayar sekitar 140 miliar yuan ($37,16 miliar) dalam bentuk faktur dan utang usaha dari kontraktor pada tahun depan, dan sekitar 100 miliar yuan jatuh tempo tahun ini. (Sumber: Kompas Tren/ Penulis: Mela Arnani | Editor: Rendik Ferri Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com