Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan Sepele yang Merusak Kesehatan, Salah Satunya Mengeluh

Namun, tahukah Anda bahwa kesehatan yang menurun justru bermula dari kebiasaan sepele sehari-hari?

Memang kebanyakan orang lebih mudah mengenali merokok sebagai contoh kebiasaan yang buruk bagi kesehatan.

Termasuk terlalu banyak makan makanan olahan sehingga memicu obesitas dan banyak masalah kesehatan lainnya.

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering dilakukan membuat kita tidak langsung merasakan efek berbahaya, namun seiring waktu dapat berdampak serius pada hubungan, kesehatan fisik, dan kesehatan psikologis.

Apa saja kebiasaan buruk yang bisa merusak kesehatan? Berikut daftarnya, dilansir dari Very Well Health:

1. Begadang

Penelitian menunjukkan bahwa waktu tidur seseorang mungkin sama pentingnya dengan jumlah tidur seseorang.

Begadang dan tidur larut malam dapat menyebabkan kesehatan seseorang menurun.

Pergi tidur pada jam yang wajar dan bangun pagi mungkin sulit untuk membiasakan diri pada awalnya, tetapi cara ini sangat baik untuk kesehatan.

2. Stres

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan bahwa merenungkan peristiwa yang menimbulkan stres dapat menyebabkan peningkatan gejala depresi.

Semakin banyak orang memikirkan peristiwa yang membuat stres, semakin besar kemungkinan mereka menjadi depresi.

Para peneliti menemukan bahwa mengurangi aktivitas tersebut dapat membantu meringankan suasana hati yang tertekan.

Sadarilah berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memikirkan peristiwa-peristiwa yang membuat stres dalam hidup.

Daripada mengulangi hal-hal yang tidak dapat diubah, berkomitmenlah untuk menggunakan energi untuk tujuan yang lebih bermanfaat seperti merencanakan masa depan atau menikmati saat ini.

3. Bermain media sosial tanpa tujuan

Penelitian telah menemukan bahwa media sosial—sebuah platform yang dimaksudkan untuk menyatukan orang-orang—dapat menyebabkan seseorang mengalami perasaan terisolasi.

Semakin banyak waktu yang dihabiskan orang di situs media sosial, semakin mereka merasa terisolasi.

Padahal, seperti diketahui, isolasi sosial berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik. Baik itu foto liburan atau foto mobil baru, melihat postingan media sosial orang lain juga dapat membuat menyimpulkan bahwa hidup tidak sesuai dengan kehidupan teman-teman.

Penelitian juga menunjukkan iri pada teman di media sosial dapat meningkatkan risiko depresi.

Selain itu, penelitian menunjukkan kebanyakan orang berpikir media sosial akan membantu mereka merasa lebih baik—sehingga mereka terus mencari lebih banyak lagi.

Kenyataannya, para peneliti telah menemukan waktu yang dihabiskan di media sosial menurunkan suasana hati orang.

Daripada menghabiskan berjam-jam menelusuri media sosial tanpa tujuan, lebih baik menginvestasikan waktu dan energi ke dalam interaksi langsung dengan teman atau orang baru.

Makan siang bersama teman, menelepon seseorang, atau menjadwalkan makan malam bersama keluarga besar adalah beberapa aktivitas yang bisa dilakukan.

Interaksi sosial kehidupan nyata dapat sangat meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang.

4. Terlalu sering berkeluh kesah

Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology menemukan hubungan antara co-rumination, yakni perilaku ketika hubungan teman sebaya berfokus pada percakapan berorientasi negatif, dan depresi.

Anak-anak yang cenderung melakukan hal tersebut dengan teman sebaya lebih mungkin didiagnosis dengan depresi.

Selain itu, sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Hormones and Behavior menemukan bahwa membicarakan masalah dengan teman meningkatkan kadar hormon stres pada wanita.

Meskipun Anda mungkin berpikir bahwa membicarakan masalah dengan teman mengurangi stres, sebaiknya pikirkan ulang kebiasaan sepele tersebut.

Sebab, mengulangi keluh kesah tersebut secara terus-menerus sebenarnya dapat meningkatkan emosi negatif dan membuat Anda terjebak dalam suasana hati yang lebih buruk.

5. Terlalu kritis terhadap diri sendiri

Menyalahkan diri sendiri dan merendahkan diri sendiri buruk bagi kesehatan mental.

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences menemukan bahwa kritik diri yang keras meningkatkan gejala depresi.

Di sisi lain, self-compassion atau sikap welas asih terhadap diri sendiri, berkaitan erat dengan kesehatan dan ketahanan psikologis yang lebih besar.

Nah, mengubah cara berpikir dapat membantu seseorang merasa lebih baik.

Memang kritis kepada diri sendiri adalah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, tetapi dengan upaya bersama, kita dapat belajar mengembangkan dialog batin yang lebih baik.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Galih Pangestu Jati)

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/01/16/211022681/5-kebiasaan-sepele-yang-merusak-kesehatan-salah-satunya-mengeluh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke