Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Status Gunung Semeru Level II, BNPB Imbau Warga Lakukan 4 Hal Ini

Artinya, ada sejumlah larangan dan imbauan yang harus diperhatikan oleh warga sekitar maupun pihak terkait.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono, meminta masyarakat dalam radius satu kilometer untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Semeru.

"Dan jarak lima kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan dan tenggara. Serta mewaspadai awan panas guguran," kata Eko dalam konferensi persnya, Sabtu (4/12/2021).

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi gejala perubahan ancaman bahaya di sekitaran Gunung Semeru.

4 imbauan BNPB kepada warga

Dilansir dari siaran pers BNPB, Sabtu (4/12/2021), pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (BNPB) Abdul Muhari merekomendasikan empat hal untuk mengantisipasi dampak dari kondisi ini.

1. Masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan.

"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru," katanya.

Abdul menegaskan, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

2. Masyarakat diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

3. Masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

4. Masyarakat mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

"Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh PVMBG," tutur Abdul.

"BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalam penanganan darurat erupsi," tambahnya.

Kronologi aktifnya Gunung Semeru

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), munculnya awan panas diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro pada Sabtu siang.

Getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah. 

Guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.

Sebagai respons cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Tim BPBD saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Hingga tulisan ini diturunkan, kerugian materil dan dampak lainnya dari erupsi Gunung Semeru masih dalam pendataan.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Dian Erika Nugraheny, Sania Mashabi | Editor : Jessi Carina)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/05/081432581/status-gunung-semeru-level-ii-bnpb-imbau-warga-lakukan-4-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke