SUNGGUH ironis bahwa meski sebenarnya bukan obat tidur, dongeng sudah melazim untuk dibacakan kepada anak-anak agar mengantuk lalu tertidur.
Masalah menjadi makin ironis sebab tujuannya untuk membuat anak-anak cepat tertidur, namun ternyata banyak dongeng sangat menakutkan sehingga malah membuat anak-anak makin susah tidur.
Alih-alih ditakuti, dongeng bersuasana horor malah digemari anak-anak sama halnya film horor malah digemari oleh kaum dewasa.
Kenapa film horor banyak penggemarnya?
Dari hasil riset Pusat Studi Hororologi bertetangga dengan Pusat Studi Humorologi dapat disimpulkan bahwa manusia memang membutuhkan hiburan.
Sementara jenis hiburan cukup beranekaragam mulai dari yang menyenangkan seperti dagelan sampai yang menakutkan seperti horor.
Dalam menghadapi kenyataan kehidupan yang memang penuh beban masalah, maka manusia rawan merasa jenuh sehingga membutuhkan hiburan yang ditawarkan oleh industri hiburan demi merangsang produksi hormon adrenalin di dalam tubuh kita masing-masing.
Kelebihan dari film horor adalah dapat dinikmati oleh para penonton pada zona aman sebab secara ragawi para penonton tidak terlibat langsung pada apa yang ditampilkan di layar lebar.
Industri gambar hidup masa kini sudah memiliki teknologi audi visual sedemikian maju sehingga memungkinkan kita secara batin menikmati adegan horor paling menakutkan di layar lebar atau layar kaca tanpa meninggalkan zona aman ragawi kita yang aman duduk nyaman di sofa bioskop atau di dalam rumah sendiri.
Kita bisa menikmati rasa takut pada saat menyaksikan sepak terjang Zombie, Drakula, Kuntilanak, Pocong, Dedemit, Sundel Bolong di layar lebar tanpa khawatir akan diterkam oleh tokoh horor yang sedang beraksi di luar zona aman ragawi kita masing-masing.
Saya bukan penggemar film horror. Menurut pengamatan saya film-film horor masih begitu-begitu saja alias belum move on dari apa yang telah ditampilkan pada “Exorcist” maupun “Beranak Dalam Kubur” apalagi “Suster Ngesot”.
Menurut selera horor saya yang sudah barang tentu subyektif belaka, apa yang ditampilkan di kenyataan panggung politik perebutan kekuasaan di Indonesia jauh lebih menyeramkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.