Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Banjir Libya: 8 Pejabat Ditangkap, 9.000 Orang Dinyatakan Hilang

Kompas.com - 28/09/2023, 15:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jaksa Agung Libya memerintahkan penangkapan terhadap delapan pejabat dan mantan pejabat pada Senin (25/9/2023).

Penangkapan tersebut dilakukan imbas bencana banjir besar di Kota Derna, Libya yang menewaskan lebih dari 3.800 orang.

Banjir besar itu disebabkan oleh dua bendungan di luar Kota Derna jebol atau runtuh usai dihantam Badai Daniel pada 10 September 2023 lalu.

Dikutip dari ALJazeera, pengnakapan itu dilakukan sambil menunggu penyelidikan dari bencana banjir besar tersebut.

Baca juga: Mengenal Badai Daniel, Penyebab Banjir Bandang di Libya yang Tewaskan 2.500 Orang

Baca juga: Penyebab Mengapa Banjir di Libya Begitu Besar dan Menewaskan Ribuan Orang...

Menjalani pemeriksaan

Kantor Jaksa Agung Al-Siddiq Al-Sour mengatakan, pihaknya memeriksa tujuh mantan serta pejabat Otoritas Sumber Daya Air dan Otoritas Pengelolaan Bendungan atas tuduhan kelalaian dalam mengurus bendungan yang jebol tersebut.

Selain itu, mantan wali kota Derna Abdulmenam al-Ghaithi yang baru saja dipecat juga diperiksa dan diinterogasi.

Sejauh ini, delapan orang tersebut tidak mempunyai bukti yang dapat menghindarkan mereka dari dakwaan.

Jaksa juga memerintahkan mereka untuk ditahan sementara waktu sambil menunggu selesainya penyelidikan.

Baca juga: Mengenal Badai Daniel, Penyebab Banjir Bandang di Libya yang Tewaskan 2.500 Orang

Fokus penyelidikan

Orang-orang berjalan melewati mayat korban banjir bandang Libya di belakang truk pikap di Derna, 11 September 2023. Banjir di Libya timur menewaskan lebih dari 5.200 orang di kota pesisir Mediterania, Derna.AFP Orang-orang berjalan melewati mayat korban banjir bandang Libya di belakang truk pikap di Derna, 11 September 2023. Banjir di Libya timur menewaskan lebih dari 5.200 orang di kota pesisir Mediterania, Derna.

Menurut Al-Sour, pihaknya akan melakukan penyelidikan yang berfokus pada kontrak pemeliharaan bendungan antara departemen air Libya dan perusahaan Turkiye itu.

Penyelidikan ini mungkin menghadapi tantangan besar karena perpecahan politik di Libya selama bertahun-tahun.

Meningkatnya seruan untuk melakukan penyelidikan internasional terhadap bencana tersebut mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat yang mendalam terhadap lembaga-lembaga negara Libya.

Dua minggu setelah bendungan runtuh, tim penyelamat lokal dan internasional masih menggali lumpur dan bangunan berlubang untuk mencari korban.

Mereka juga menyisir Laut Mediterania di lepas pantai Derna untuk mencari jazad orang-orang yang hanyut.

Baca juga: 5 Negara Diterjang Banjir dengan Ribuan Korban Jiwa, Ada Libya, AS, dan China

Bendungan retak sejak 1998

Al-Sour mengatakan, dua bendungan di hulu Derna yang jebol tersebut sudah retak sejak 1998.

Halaman:

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com