KOMPAS.com - USB-C dan Lightning termasuk konektor pengisi daya paling populer di dunia, terutama untuk pasar perangkat seluler.
Perbedaan paling signifikan antara kedua jenis kabel ini adalah Lightning merupakan konektor yang hanya bisa digunakan di perangkat Apple, sedangkan USB-C lebih luas.
Dilansir dari laman Trusted Reviews, konektor Lightning yang diperkenalkan oleh Apple pada tahun 2012 menggantikan dock 30-pin pada perangkatnya.
Lightning merupakan kabel pengisi daya sekaligus kabel transfer data yang dapat menghubungkan perangkat Apple satu ke perangkat lainnya.
Ia digunakan untuk banyak produk Apple seperti iPhone, beberapa iPad, AirPods, dan iPod Touch.
Baca juga: iPhone Akan Diwajibkan Ganti Charger ke USB-C pada 2024
Tidak semua produk Apple memiliki port Lightning, jajaran iPad Pro, iPad Air, dan iPad mini terbaru semuanya menggunakan konektor USB-C.
Sedangkan USB-C adalah konektor standar industri untuk mentransmisikan data dan daya pada satu kabel.
Dikutip dari laman PCmag, konektor USB-C dikembangkan oleh USB Implementers Forum, perusahaan yang telah mengembangkan, mensertifikasi, dan menerapkan standar USB.
Berbeda dengan Lighting yang hanya dapat digunakan di produk Apple, USB-C dapat digunakan oleh sebagian besar perangkat modern.
USB-C pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014, dan digunakan untuk koneksi, komunikasi, dan transfer daya.
Ia bergabung dengan USB-A dan USB-B sebagai konektor populer.
Baca juga: Alasan Apple Tak Izinkan Twitter Ubah Branding Jadi X di App Store
Dilansir dari laman Life Wire, berikut adalah perbedaan umum antara USB-C dan Lightning:
USB-C mampu mendukung USB4 (spesifikasi USB terbaru dan tercepat) sehingga mampu mentransfer kecepatan hingga 40 Gbps.
Sebagai perbandingan, kabel Lightning jauh lebih lambat dan mentransfer data pada kecepatan USB 2.0, yakni hanya sebesar 480 Mbps.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.