Hal ini tercermin dalam Pemilu 2004 ketika Megawati menggandeng KH Hasyim Muzadi sebagai cawapres dan mengalami kekalahan.
"Artinya berpeluang menang juga berpeluang kalah. Kalah dan menangnya juga ditentukan faktor lain yaitu bekerjanya mesin politik," ujarnya.
Baca juga: Ketum PBNU Larang Pengurus Gunakan NU untuk Politik Praktis Jelang Pemilu
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf sebelumnya mengingatkan agar pengurusnya tidak mengatasnamakan NU untuk kepentingan pemilu.
Bahkan, ia akan memberi sanksi bagi pengurus yang masih melakukan politik praktis atas nama NU.
"Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik praktis langsung kita tegur. Kemarin, ada beberapa pengurus di tingkat kabupaten yang kita tegur," ujar Gus Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
"Karena, misalnya mengadakan deklarasi calon presiden di kantor NU. Ini endak boleh. Kita tegur. Tapi, misalnya dia pribadi ikut ke sana ke mari itu hak pribadinya, tapi kalau menggunakan lembaga itu tidak boleh," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.