Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2023, 07:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet di TikTok ramai membagikan mengenai adanya anak-anak yang menirukan gerakan konten video animasi Skibidi Toilet.

Beberapa video yang dibagikan menunjukkan adanya anak-anak yang menirukan gerakan Skibidi Toilet dengan berjongkok, menggerakkan kepala, mata dan mulutnya sembari menyanyikan lagu aneh Skibidi Toilet.

Di sejumlah video lain, anak-anak juga masuk ke dalam wadah seperti tempat sampah ataupun tong dan kardus.

Salah satu akun yang membagikan mengenai sindrom Skibidi Toilet yang ditirukan anak-anak ini yakni akun @ikhsanz465.

Baca juga: Ramai soal Animasi Puan Maharani Bertubuh Tikus, Apa Maksudnya?

@ikhsanz465 #windahbasudara #sikibiditoilet #xyzbca ? Beat Automotivo Tan Tan Tan Viral - WZ Beat

Akun lain yang membagikan mengenai dampak Skibidi Toilet yang banyak ditirukan anak-anak juga dibagikan akun @happyplayhouseid.

Sebagai informasi Skibidi Toilet adalah serial animasi YouTube yang populer di media sosial sejak debutnya pada Februari 2023.

Alur cerita serial animasi ini berupa cerita fantasi aneh di mana ada pasukan penjahat toilet yang menguasai dunia.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Lantas, bolehkah anak kecil menonton Skibidi Toilet dan apa bahayanya?

Bolehkah anak kecil menonton Skibidi toilet?

Psikolog Klinis Personal Growth Shierlen Octavia mengatakan, tayangan Skibidi Toilet tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak.

"Tentu saja tayangan seperti ini pada dasarnya tidak ditujukan untuk anak dan oleh karenanya tidak sebaiknya ditonton apalagi ditirukan oleh anak-anak," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/8/2023).

Menurut dia, Skibidi Toilet menampilkan animasi dan jalan cerita yang tak masuk akal, aneh, dan cenderung menampilkan kekerasan di beberapa episodenya.

Dengan perkembangan kognitif dan emosional anak yang belum benar-benar matang, serta anak belum bisa benar-benar menilai maupun mengambil keputusan, tontonan semacam itu dapat menimbulkan dampak yang berbahaya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Produksi Film Animasi Toy Story Dimulai, Begini Ceritanya...

Ia mengingatkan, dari setiap konten yang dilihat, anak akan mempelajari mengenai perilaku orang di sekitarnya. Hal ini, akan mempengaruhi cara anak bertindak dan memperlakukan orang lain.

"Jika mereka melihat perilaku kekerasan dan terbiasa melihat tayangan aneh, sangat mungkin bagi mereka untuk melakukan tindakan yang aneh, menyimpang, dan tidak sesuai norma," kata dia.

"Tontonan demikian juga dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami masalah emosional, seperti timbulnya rasa cemas dan takut berlebihan sehingga dapat menghambat perkembangan mental emosional mereka," sambungnya.

Baca juga: Selain SpongeBob, Ini 13 Program yang Disanksi KPI

Pentingnya pengawasan orang tua

Ia mengingatkan, bahwa peran orang tua sangat penting untuk mengawasi konten maupun media sosial yang dikonsumsi anak-anak.

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua terhadap konten-konten yang dilihat anak-anak, yakni:

  1. Batasi penggunaan media sosial sesuai dengan umur. Berikan edukasi mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
  2. Buat perjanjian dengan anak bahwa mereka boleh bermain media sosial dengan catatan orang tua juga berhak mengetahui hal yang mereka konsumsi.
  3. Pantau penggunaan gadget anak secara berkala. Orang tua juga bisa melakukan parental control terhadap tayangan yang ditonton oleh anak dengan menyalakan setting di media sosial anak.
  4. Bangun relasi yang hangat dan terbuka dengan anak sehingga anak juga terbuka pada orang tua, termasuk dalam menceritakan mengenai tontonan mereka.
  5. Dorong anak untuk aktif berkegiatan di dunia nyata dengan teman sebaya.

Baca juga: Apa Dampak dari Sering Nonton Film Porno pada Kesehatan? 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Mengenal Mycoplasma, Bakteri yang Disebut Jadi Penyebab Kasus Pneumonia Misterius di China

Mengenal Mycoplasma, Bakteri yang Disebut Jadi Penyebab Kasus Pneumonia Misterius di China

Tren
Jarang Diketahui, Ini 8 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Mangga

Jarang Diketahui, Ini 8 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Mangga

Tren
Link dan Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi PLD Kemendesa 2023

Link dan Cara Cek Hasil Seleksi Administrasi PLD Kemendesa 2023

Tren
Sengkarut, Investigasi yang Menguak Sisi Tergelap Manusia

Sengkarut, Investigasi yang Menguak Sisi Tergelap Manusia

Tren
Bisakah Penumpang Kereta Ekonomi Pilih Kursi yang Tidak Hadap Mundur?

Bisakah Penumpang Kereta Ekonomi Pilih Kursi yang Tidak Hadap Mundur?

Tren
Mengenal Negara-negara Transkontinental yang Wilayahnya Ada di Dua atau Lebih Benua

Mengenal Negara-negara Transkontinental yang Wilayahnya Ada di Dua atau Lebih Benua

Tren
Cara Cek Data DTKS Sudah Terdaftar atau Belum agar Dapat Bansos

Cara Cek Data DTKS Sudah Terdaftar atau Belum agar Dapat Bansos

Tren
Fenomena 'Full-Time Children' di China, Anak Muda Pilih Tidak Kerja tapi Digaji Orangtua

Fenomena "Full-Time Children" di China, Anak Muda Pilih Tidak Kerja tapi Digaji Orangtua

Tren
Sebabkan RS Penuh, Ini Dugaan Penyebab Pneumonia Misterius di China

Sebabkan RS Penuh, Ini Dugaan Penyebab Pneumonia Misterius di China

Tren
Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Ramai soal Standar Ganteng Tergantung Zaman, Sosiolog: Produk Sosial dan Budaya Masyarakat

Tren
Gmail dan Akun Google yang Tak Aktif Akan Dihapus pada 1 Desember 2023

Gmail dan Akun Google yang Tak Aktif Akan Dihapus pada 1 Desember 2023

Tren
Cara Daftar Face Recognition Boarding Kereta Api lewat Aplikasi Access by KAI

Cara Daftar Face Recognition Boarding Kereta Api lewat Aplikasi Access by KAI

Tren
AC atau Kipas Angin, Mana yang Lebih Baik bagi Kesehatan? Ini Risetnya

AC atau Kipas Angin, Mana yang Lebih Baik bagi Kesehatan? Ini Risetnya

Tren
Tidak Dianjurkan Resign Kurang dari Setahun Kerja, Ini Risiko dan Cara Aman Melakukannya

Tidak Dianjurkan Resign Kurang dari Setahun Kerja, Ini Risiko dan Cara Aman Melakukannya

Tren
SWDKLLJ Disebut Bisa Dicairkan hingga Rp 50 Juta, Ini Penjelasan Jasa Raharja

SWDKLLJ Disebut Bisa Dicairkan hingga Rp 50 Juta, Ini Penjelasan Jasa Raharja

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com