SENIMAN asal Jerman, Boris Eldagsen, mengirimkan karya fotografinya dengan judul Pseudomnesia: The Electrician. Karya ini menjadi juara dalam kategori kreativitas terbuka dalam Penghargaan Fotografi Sony World, beberapa waktu lalu.
Tentu kita masih ingat kehebohan yang terjadi setelahnya seperti diulas Kompas.com (23/4/2023). Juara utama fotografi bergengsi menolak penghargaan utama, setelah mengungkap fakta bahwa karya yang ia kirim merupakan kreasi kecerdasan buatan (AI).
Teknologi kecerdasan buatan memang tengah merajai perubahan teknologi terbaru. Seperti biasa teknologi hadir dengan dua kekuatan, memberdayakan dan menciptakan ketergantungan.
Ketergantungan yang sebenarnya juga tidak merugikan, karena teknologi memang dirancang untuk memudahkan kerja kita.
Seperti dalam urusan membuat konten kreatif. Kini membuat konten tidak lagi menjadi persoalan rumit. AI membuat produksi konten jadi lebih mudah dan efisien.
Jadi tidak heran, banyak pelaku bisnis dan perusahaan yang melakukan efisiensi dengan menyerahkan beberapa pekerjaan produksi konten ke AI.
Namun apakah semudah itu AI menjadi pemintas kerja seorang kreator? Agar tetap relevan, konten kreator kini mulai mengadopsi AI dalam proses pembuatan konten, tentu saja dengan cara canggih.
Pertama: Brainstorming ide kreatif
Sebagai “senjata” kreatifitas baru, AI bisa jadi alat ampuh untuk menarik ide-ide kreatif. Membangkitkan imajinasi dan kreatifitas bisa distimulasi melalui bantuan AI yang bisa membantu membangkitkan ide kreatif yang mungkin sedang buntu.
Bagi yang familiar dengan teknologi ini tentu paham bahwa ide-ide yang disajikan AI sebenarnya masih sangat umum dan mentah.
Meski sudah memasukkan prompt secara spesifik dan memasukkan konteks ke dalamnya, ide kontennya masih saja dangkal dan butuh kreatifitas tambahan kita.
Meski setidaknya AI telah memangkas setengah dari waktu yang kita butuhkan, apalagi dalam kondisi stuck ide. Minimal ide-ide itu membantu merangsang ide kreatif kita.
Kedua: Riset tema dan materi konten
Setelah langkah pertama ide diperoleh, maka berikutnya kreator konten akan mengumpulkan data-data dan mempelajari tema yang ingin dibuat.
Riset tema akan lebih cepat dilakukan dengan bantuan AI, daripada sepenuhnya menggunakan sumber referensi tambahan lain. Sekali lagi AI memangkas waktu pengerjaan konten.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.