Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Pareidolia, Kondisi Saat Melihat Benda Mati seperti Wajah Manusia?

Kompas.com - 30/06/2023, 11:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin sering kali melihat sosok ataupun wajah manusia pada benda mati, seperti rumah, awan, bangunan-bangunan, lubang stop kontak, biskuit, dan lainnya.

Meskipun tampak mengerikan, dalam dunia psikologi kondisi itu disebut sebagai pareidolia.

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI, Pusat Nasional Informasi Bioteknologi), pareidolia adalah fenomena psikologis yang menyebabkan seseorang dapat mengenali suatu bentuk atau pola tertentu, biasanya wajah, padahal yang dilihat sebenarnya adalah benda mati. 

Apa itu pareidolia

Dalam kajian psikologi, pareidolia merupakan ilusi parsial dan terjadi dalam kondisi pencahayaan rendah. 

Sedangkan dalam neuropatologi, keberadaan pareidolia tidak disengaja dan merupakan fenomena acak. Biasanya gambar pareidolia yang diterima oleh otak manusia tidak lengkap.

Akan tetapi, otak kemudian secara otomatis menggunakan pengetahuan bawaan dan data yang dikumpulkan dari pengalaman sebelumnya untuk mengisi bagian yang hilang, sehingga menghasilkan interpretasi lengkap yang menghasilkan gambar yang koheren.

Berikut adalah beberapa contoh pareidolia yang umumnya terjadi:

  • Rumah yang tampak seperti wajah wanusia
  • Awan tampak menyerupai sosok tertentu
  • Colokan di stok kontak yang terlihat seperti bentuk wajah
  • Dan masih banyak lainnya.

Lantas, apa penyebab pareidolia?

Baca juga: Game Roleplay Ramai Dimainkan, Ini Dampaknya Menurut Psikolog

Penyebab pareidolia

Penyebab pareidolia sendiri hingga saat ini belum diketahui secara pasti.

Kendati demikian, studi yang dirilis di Cell Press Journal pada 2017 menjelaskan bahwa pareidolia berkaitan dengan cara kerja otak dalam memproses dan mengartikan rangsangan visual.

Otak manusia memiliki area yang bertanggung jawab terhadap pengenalan dan persepsi akan wajah, yaitu bagian depan (frontal) dan samping (temporal).

Pada beberapa orang, otak mereka memiliki kecenderungan untuk langsung memproses suatu benda mati menjadi bagian-bagian wajah tertentu.

Selain itu, pareidolia tidak selalu menjadi kondisi yang berbahya, kondisi ini normal terjadi dan dapat dialami oleh siapa saja.

Namun, dalam beberapa kasus, pareidolia bisa menjadi tanda penyakit tertentu.

Baca juga: Viral, Video Awan Panas Gunung Merapi Berbentuk Petruk, Peneliti: Fenomena Pareidolia

 

Siapa yang bisa mengalami pareidolia?

Dikutip dari lenstore, pareidolia rentan terjadi pada orang yang lebih religius atau percaya pada hal-hal gaib.

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang-orang neurotik dan orang-orang dalam suasana hati yang negatif akan lebih mungkin mengalami pareidolia.

Alasannya karena orang-orang tersebut lebih waspada terhadap bahaya, sehingga lebih cenderung menemukan sesuatu yang tidak ada.

Selain itu, wanita tampaknya juga lebih cenderung melihat wajah yang sebenarnya tidak ada. Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengenali emosi melalui mengartikan ekspresi wajah.

Baca juga: Pesawat Ditabrak Burung, Pilot Ini Mendarat dengan Wajah Berdarah

Penggunaan pareidolia dalam psikologi

Beberapa psikolog mengandalkan pareidolia dalam pemeriksaan psikologis. Terkadang, psikolog akan menggunakan tes Rorschach inkblot untuk menginterpretasikan emosi tersembunyi seseorang.

Tes tersebut mencakup gambar yang dibuat dengan menjatuhkan tinta di atas kertas dan melipat kertas menjadi dua.

Psikolog kemudian meminta pasiennya untuk menginterpretasikan gambar yang dihasilkan. Secara teori, pasien memproyeksikan pikiran terdalam mereka ke gambar acak.

Namun, metode terapi ini banyak diperdebatkan oleh para psikolog, karena tidak memiliki landasan fakta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] 4 Kelompok yang Sebaiknya Membatasi Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh | Promo Ancol 'Hemat BerTiga'

[POPULER TREN] 4 Kelompok yang Sebaiknya Membatasi Minum Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh | Promo Ancol "Hemat BerTiga"

Tren
Daftar Gunung Berstatus Siaga dan Waspada per Desember 2023, Termasuk Marapi dan Merapi

Daftar Gunung Berstatus Siaga dan Waspada per Desember 2023, Termasuk Marapi dan Merapi

Tren
10 Manfaat Air Rendaman Nanas, Ampuh Mencegah Kanker dan Menurunkan Berat Badan

10 Manfaat Air Rendaman Nanas, Ampuh Mencegah Kanker dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Alasan Polisi Tak Langsung Tangkap Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Usai Dilaporkan KDRT

Alasan Polisi Tak Langsung Tangkap Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Usai Dilaporkan KDRT

Tren
Rekrutmen Staf Project Management Hibah Global Fund Kemenkes Dibuka, Simak Informasinya!

Rekrutmen Staf Project Management Hibah Global Fund Kemenkes Dibuka, Simak Informasinya!

Tren
Jadwal dan Lokasi Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang Selama Libur Nataru 2023/2024

Jadwal dan Lokasi Pembatasan Lalu Lintas Angkutan Barang Selama Libur Nataru 2023/2024

Tren
Khasiat Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Asam Urat

Khasiat Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Asam Urat

Tren
Selain KA Feeder, Ini 2 Kereta Alternatif untuk Penumpang Whoosh di Stasiun Padalarang

Selain KA Feeder, Ini 2 Kereta Alternatif untuk Penumpang Whoosh di Stasiun Padalarang

Tren
Bolehkah Minum Obat Sakit Kepala agar Tidur Nyenyak? Ini Kata Ahli UGM

Bolehkah Minum Obat Sakit Kepala agar Tidur Nyenyak? Ini Kata Ahli UGM

Tren
Pengertian Amoeba, Ciri-ciri, dan Klasifikasinya

Pengertian Amoeba, Ciri-ciri, dan Klasifikasinya

Tren
Ramai soal Nama Dicatut Jadi Anggota Partai Tanpa Izin, Ini Penjelasan KPU

Ramai soal Nama Dicatut Jadi Anggota Partai Tanpa Izin, Ini Penjelasan KPU

Tren
40 Kampus di Indonesia Klaster Mandiri 2023, Ada UI, ITB, dan UGM

40 Kampus di Indonesia Klaster Mandiri 2023, Ada UI, ITB, dan UGM

Tren
Nama Generasi Berdasarkan Tahun Lahir, Ada Millenials, GenZ, dan Alpha

Nama Generasi Berdasarkan Tahun Lahir, Ada Millenials, GenZ, dan Alpha

Tren
Sulitnya Memberantas Nepotisme

Sulitnya Memberantas Nepotisme

Tren
SNBP 2024 Resmi Dibuka, Ini Syarat, Ketentuan Lengkap, dan Jadwalnya

SNBP 2024 Resmi Dibuka, Ini Syarat, Ketentuan Lengkap, dan Jadwalnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com