KOMPAS.com - Puluhan biksu tengah menjalani ritual thudong berupa jalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur menjelang perayaan Hari Raya Waisak 2023.
Dilansir dari Kompas.com Senin (15/5/2023), 32 biksu dari berbagai negara tersebut melaksanakan thudong dari Nakhon Si Thammarat, Thailand sejak Kamis (23/3/2023).
Mereka berjalan kaki melewati empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, dengan jarak sekitar 2.600 kilometer.
Rencananya, para biksu akan tiba di Candi Borobudur, Jawa Tengah pada Rabu (31/5/2023). Adapun Hari Raya Waisak 2023 jatuh pada Minggu (4/6/2023).
Di kalangan masyarakat, biksu juga banyak dikenal sebagai bhante atau bhikkhu. Lalu, apa perbedaan antara biksu, bhikkhu, dan bhante?
Baca juga: Rahasia 32 Biksu Kuat Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia, Ternyata Mereka Biksu Hutan
"Hanya sebutan saja. Arti dan maknanya sama," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).
Biksu, bhikkhu, dan bhante merupakan panggilan untuk rohaniawan yang mendalami agama Buddha.
Penggunaan panggilan ini tergantung dengan jenis kelamin orang tersebut. Bhikkhu dan bhiksu untuk laki-laki. Sementara bhikkhuni dan bhiksuni untuk perempuan.
Menurut Supriyadi, panggilan tersebut berasal dari bahasa Palli, sebuah bahasa kuno yang digunakan pada abad ke-5 sampai 1 Sebelum Masehi.
"Kalau bhante itu sapaan yang familiar," tambah dia.
Supriyadi mengatakan, bhante digunakan dalam situasi lebih familiar dan akrab. Kata ini berasal dari bahasa Sansekerta yang muncul pada awal abad ke-2 SM.
Baca juga: Cerita di Balik 32 Biksu yang Berjalan Kaki dari Thailand Menuju Candi Borobudur
Supriyadi juga mengungkapkan, penggunaan panggilan biksu tersebut tergantung aliran atau mazhab yang dianut sebuah kelompok.
"Bhante panggilan familiar bhikkhu Theravadha, panggilan familiar bhiksu namanya suhu," tambahnya.
Ia menjelaskan, panggilan bhante familiar ditujukan kepada bhikkhu atau rohaniawan penganut mazhab Theravadha. Aliran ini berkembang di Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Kamboja, dan Vietnam.
Sementara biksu dan versi familiarnya, yaitu suhu digunakan untuk memanggil rohaniawan Buddha dari mazhab Mahayana yang berkembang di Vietnam, Jepang, Korea, dan China.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui Saat Bertemu Biksu Jalan Kaki dari Thailand ke Indonesia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.