Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Petugas PLN Hendak Dihajar Warga Pakai Pipa Pompa Air dan Palu Usai Cek kWh Meter, Ini Kata PLN

Kompas.com - 19/05/2023, 16:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video bernarasi petugas PLN mendapat pengancaman dari seorang warga di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover pada Rabu (17/5/2023).

Dituliskan, pengancaman itu didapat petugas PLN setelah melakukan pengecekan di salah satu rumah warga.

Petugas PLN itu hendak dihajar menggunakan palu dan pipa pompa air.

"Baru saja terjadi ..petugas PLN kalasan ngecek meteran seorang warga, daerah sorogenen jl solo, ditemukan alat jumper, dimintai ktrangan, mau dihajar pake sanyo dikejar oleh pelaku membawa palu, petugas PLN lari sampe jatoh, terluka di siku," tulis pengunggah.

Baca juga: Ramai soal Prosedur Pemindahan Tiang Listrik, Benarkah Harus Bayar Hampir Rp 13 Juta? Ini Penjelasan PLN

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Merapi Uncover (@merapi_uncover)

Baca juga: Penjelasan PLN soal Prosedur Permohonan Pindah Tiang Listrik, Bagaimana Biayanya?

Lantas, bagaimana penjelasan dari PLN?

Kronologi kejadian

Manajer Komunikasi dan TJSL PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Prayudha Fasya Perdana mengatakan, kejadian itu terjadi di Sorogenen, Purwomartani, Kalasan pada 17 Mei 2023.

Prayudha menuturkan, saat itu petugas P2TL PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kalasan sedang melaksanakan pengecekan kWh meter terhadap pelanggan yang memiliki riwayat pelanggaran dan masih memiliki tagihan susulan belum terlunasi.

Petugas P2TL yang bertugas berjumlah dua orang dan satu driver atau pengemudi.

"Pada saat melakukan pengecekan di salah satu pelanggan, petugas mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan serta pengancaman dari pelanggan yang berada di persil tersebut," ujar dia, kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).

"Sesuai keterangan petugas, petugas datang ke lokasi hanya untuk mengonfirmasi terkait keberadaan kWh meter yang di lokasi sudah terbongkar namun masih ada energi listrik yang mengalir pada persil tersebut," lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Menghubungi Nomor Aduan PLN 123 Diberi Timer, Benarkah?

Pelanggan merasa tidak nyaman

Dia menjelaskan, sejak awal kedatangan petugas, pelanggan diduga merasa tidak nyaman sehingga komunikasi pun cukup alot dan tak jarang pelanggan berbicara dengan nada tinggi.

Namun, menurut Prayudha, petugas tetap menjelaskan dengan tenang maksud kedatangannya demi menjaga situasi tetap kondusif.

"Tak lama berselang, pelanggan dengan emosi mengambil pipa pompa air yang diacungkan ke arah petugas," kata dia.

Selanjutnya, petugas yang merasa terancam keselamatannya secara spontan mundur perlahan demi menghindari perbuatan yang lebih kasar dari pelanggan.

"Pelanggan lari mengejar ke arah petugas dengan mengancungkan pipa dan palu di tangannya. Saat lari menyelamatkan diri, petugas sempat terjatuh ke aspal jalan sehingga menyebabkan luka di siku tangannya," lanjutnya.

Beruntung, petugas PLN bertemu dengan satpam di kantor BNI yang tak jauh dari lokasi kejadian sehingga situasi dapat diredam.

Baca juga: Ramai soal Oknum Mengaku PLN Bali Pasang Boks Pengaman kWh Meter Seharga Rp 190.000 di Ruko Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com