KOMPAS.com - Cuitan yang memperlihatkan foto politikus dan calon legislatif (caleg) memasang foto diri sendiri dalam poster ucapan selamat Timnas Indonesia, ramai di media sosial.
Poster tersebut diunggah setelah Indonesia merengkuh medali emas SEA Games 2023 cabor sepak bola usai menaklukkan Thailand dengan skor 5-2 pada Selasa (16/2/5/2023) lalu.
Salah satu akun Twitter yang mengungah deretan politikus dan caleg yang memasang foto diri sendiri dalam poster ucapan selamat adalah akun ini.
Pengunggah menampilkan beberapa foto politikus dan caleg dari PDI-P, PKS, NasDem, PKB, Hanura, dan Perindo.
"Setelah Penantian panjang selama 32 tahu, Garuda Nusantara sukses membawa pulang medali emas SEAGAMES 2023. Selamat GARUDA NUSANTARA," tulis salah satu caleg dalam posternya.
Baca juga: Perjalanan Penantian 32 Tahun Medali Emas SEA Games untuk Timnas Indonesia
Baca juga: Detik-detik Manajer Timnas U-22 Sumardji Dipukul Saat Final Indonesia Vs Thailand
Lantas, bagaimana tanggapan pakar soal politikus dan caleg yang menampilkan foto diri sendiri dalam poster ucapan selamat tersebut?
Pengkaji komunikasi politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Mahfud Anshori mengatakan, hal seperti itu merupakan fenomena passing off atau membonceng ketenaran.
Ia menyampaikan, politikus dan caleg yang memasang foto diri sendiri dalam poster ucapan selamat menunjukkan bahwa mereka tidak percaya diri atas kualitas pribadi dan prestasinya sendiri.
"Dengan maksud membuat pencitraan melalui ucapan selamat atas prestasi orang," katanya kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).
"Mereka hendak menyampaikan rasa peduli atas prestasi atau kualitas orang lain, tambah Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menjelaskan keputusan politikus dan caleg memasang foto diri sendiri dalam poster ucapan selamat merupakan hal yang riskan.
Alasannya, konstituen yang sudah melek informasi akan menilai dalam pandangan sinis cara kampanye seperti itu.
"Bagi konstituen yang dibutuhkan sebenarnya pesan tentang visi mereka menjadi caleg. Siapa dan apa yang mau mereka lakukan," terang Mahfud.
Mahfud menambahkan, passing off yang dilakukan oleh politikus dan caleg hanya dilakukan oleh mereka yang belum populer atau ketika masa awal kampanye.