"Kami menilai film ini sangat cocok untuk ditayangkan kepada narapidana," kata dia.
Akbar berkata, film ini memiliki alur yang sangat menarik dan ceritanya hampir mirip dengan kebanyakan narapidana yang tengah menjalankan hukuman di lapas.
Film Miracle in Cell No 7 diketahui merupakan film remake dari Korea (2013) yang digarap oleh sutradara kondang Hanung Bramantyo.
Baca juga: Mengenal Quantum Realm di Film Ant Man, Adakah di Dunia Nyata?
Film ini menceritakan tentang seorang ayah bernama Dodo dengan kecerdasan terbatas yang harus mendekam di penjara karena dituduh memperkosa dan membunuh gadis kecil, Melati.
Atas tuduhannya itu, Dodo mendapat hukuman mati.
Saat mendekam di dalam penjara, kawan-kawan di selnya membantu Dodo untuk bertemu dengan anak gadis semata wayangnya, Kartika.
Sang putri kecil itu diselundupkan ke dalam sel penjara. Kehadirannya justru memberikan kebahagiaan kepada pada narapidana di sel nomor 7 itu.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Remisi, Jenis, Syarat, dan Besaran bagi Narapidana
Akbar mengaku tidak menyangka dengan antusiasme para narapidana saat menyaksikan film Miracle in Cell No 7 tersebut.
"Antusias dari narapidana memang di luar dari prediksi kami," kata Akbar.
Awalnya, Akbar mengira bahwa para narapidana tersebut memiliki karakter yang kuat dan sangar sebagaimana fisiknya.
Baca juga: Ramai soal UMS Buka Cabang Kampus di Korea Selatan, Ini Penjelasannya
Tak disangka, pada saat mereka menyaksikan film Miracle in Cell No 7, tidak sedikit dari mereka yang ikut terharu.
"Mayoritas di antara mereka sangat terharu melihat film ini, tidak sedikit yg meneteskan air mata," ucap Akbar.
"Banyak juga yang mencoba menahan air matanya karna malu dilihat petugas yang menyelenggarakan nonton bareng," imbuh dia.
Akbar pun tidak menyangka video yang diunggahnya ketika mendokumentasikan para narapidana viral di media sosial.
Bahkan salah satu pemain di dalam film tersebut ikut me-repost videonya.
Baca juga: 7 Drama Korea dengan Rating Tertinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.