Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Craniopagus Parasiticus, Kelainan Bawaan Bayi Lahir dengan Dua Kepala yang Melekat

Kompas.com - 12/05/2023, 19:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan dua bayi dengan kepala melekat satu sama lain, ramai diperbincangkan di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Kamis (11/5/2023).

Dalam unggahan, disebutkan bahwa kondisi bayi dengan dua kepala yang saling melekat itu disebut dengan craniopagus parasiticus.

"Craniopagus parasiticus: ketika kepala kembarannya "melekat" pada kepala kembaran lainnya, namun dengan tubuh yang tidak berkembang dok. Kasus ini langka banget, diperkirakan hanya terjadi 4-6 dari 10 juta kelahiran. Cr: Oren MD," tulis dalam unggahan tersebut.

Hingga Jumat (12/5/2023) siang, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 55.100 kali dan disukai sebanyak 1.837 warganet di Twitter.

Lantas, apa itu craniopagus parasiticus?

Baca juga: Mengenal Fibrodysplasia Ossificans Progressiva, Penyakit Tulang Langka karena Kelainan Genetik


Mengenal craniopagus parasiticus

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSIA Anugerah Semarang Indra Adi Susianto menyampaikan, craniopagus parasiticus adalah kelainan bawaan pada bayi yang kasusnya sangat jarang terjadi.

Ia mengungkapkan, kelainan bawaan tersebut kemungkinan terjadinya adalah sekitar empat sampai enam kasus dalam 10.000.000 kelahiran.

"Dalam kasus craniopagus parasiticus, bayi akan lahir dengan dua kepala kembar parasit yang menonjol dari area temporal tengkorak kembar normalnya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Selain itu, Indra juga menjelaskan bahwa kembar parasit ini akan memiliki dua tungkai bawah yang cacat.

Di mana salah satunya belum sempurna dengan tulang panjang, tungkai bawah bilateral, dan beberapa tulang panggul.

Baca juga: Mengenal Epidermodysplasia Verruciformis (EV), Penyakit Kulit Langka akibat Kelainan Genetik

Bagaimana craniopagus parasiticus bisa terjadi?

Lebih lanjut, Indra menjelaskan bagaimana craniopagus parasiticus bisa terjadi.

Craniopagus parasiticus terjadi ketika satu zigot mengarah pada perkembangan dua janin, akan tetapi pemisahan gagal pada minggu kedua atau keempat kehamilan. 

Ia mengungkapkan bahwa penyebab dari kelainan bawaan tersebut adalah kurangnya suplai darah ke kembar kedua yang disebabkan oleh degenerasi tali pusat sehingga perkembangan janin terhenti.

"Perbedaan utama antara kembar parasit dan kembar siam adalah bahwa kembar parasit gagal berkembang selama kehamilan, sedangkan kembar normal berkembang sepenuhnya," jelas Indra.

"Hingga saat ini, dari sembilan kasus craniopagus parasiticus yang berhasil dioperasi, hanya ada tiga yang selamat dari kelahiran tersebut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com