Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Buka Suara soal Kasus Rabies yang Tewaskan Anak di NTT

Kompas.com - 12/05/2023, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara soal kasus S (4) yang meninggal usai digigit anjing rabies di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/5/2023).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, selama ini cakupan serum anti-rabies dan vaksin anti-rabies sudah sesuai dengan perkiraan kasus.

"Jumlahnya sesuai perkiraan kasus ya, terutama pada daerah yang endemis rabies, termasuk NTT," kata Nadia kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Kendati demikian, Nadia tak memungkiri adanya masalah distribusi vaksin.

"Biasanya terjadi karena keterlambatan datang ke faskes," imbuhnya.

Serum anti-rabies dan vaksin anti-rabies merupakan vaksin yang diberikan untuk korban gigitan hewan rabies.

Nadia mengatakan, serum anti-rabies diberikan kepada korban yang mengalami gigitan dengan luka risiko tinggi.

Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan pasif dalam sepekan pertama di mana pada masa itu belum terbentuk imunitas terhadap virus rabies.

Sementara vaksin anti-rabies (VAR) terdiri dari vaksin kering dalam vial dan pelarut 0,5 ml dalam syringe yang diberikan kepada korban gigitan rabies. 

Vaksin tersebut disuntikkan secara intramuscular di lengan atas. Atau, pada anak berusia di bawah 1 tahun disuntikkan di paha.

Pada kasus bocah S (4), dokter setempat menyatakan bahwa korban telah mendapatkan vaksin anti-rabies sebanyak dua kali.

"Sebelum dibawa ke rumah sakit, (korban) sempat diberi VAR dua kali di Puskesmas Beru," ujar Direktur RSUD Tc Hillers Maumere, dr Clara Francis, dilansir dari Kompas.com (9/5/2023). 

Baca juga: Anak 4 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Simak Gejala, Cara Penularan dan Pencegahan Rabies


Vaksinasi rabies untuk hewan rendah

Di sisi lain, Nadia juga menyoroti vaksinasi rabies untuk hewan yang masih sangat rendah.

"(Cakupan vaksin hewan rabies) masih rendah ya karena ini selain anjing peliharaan juga anjing liar juga harus divaksinasi," tuturnya.

Menurut Nadia, cakupan vaksinasi rabies pada anjing itu hanya 30-40 persen, padahal targetnya adalah 70 persen.

Halaman:

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com