KOMPAS.com - Seseorang biasanya mengonsumsi makanan dengan tujuan mengusir lapar. Sehingga seseorang tak begitu memedulikan makanan apa yang masuk ke dalam perut, asalkan bisa membuat kenyang.
Padahal kenyataannya, makanan tidak hanya berpengaruh ke perut saja, melainkan juga ke otak.
Dilansir dari Psychology Today, hampir semua makanan yang dikonsumsi akan secara langsung atau tidak langsung memengaruhi otak.
Ini terjadi ketika zat dalam makanan berinteraksi dengan proses biokimia di dalam otak.
Baca juga: Studi: Terlalu Sering Membuka Media Sosial Dapat Memengaruhi Otak Remaja
Efek makanan bagi otak terbagi menjadi tiga kategori, yaitu makanan yang kilat memengaruhi otak, makanan yang efeknya butuh selang beberapa waktu, serta makanan yang membawa efek jangka panjang.
Makanan yang dikonsumsi dalam porsi banyak atau secara terus-menerus dapat memengaruhi otak dengan cepat. Jenis makanan ini seperti kopi, gula, rempah-rempah, nikotin, dan alkohol.
Sebagai contoh, orang yang mengonsumsi pala dalam jumlah banyak akan mengalami diare parah dan bahkan halusinasi dalam waktu 48 jam.
Contoh kedua adalah kopi dan cokelat. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, kafein dalam kopi dan cokelat sangat bisa memengaruhi saraf di dalam otak. Imbasnya, kita bisa didera gelisah dan tremor selama beberapa waktu.
Namun jika makanan ini dikonsumsi dalam batas wajar, maka otak akan bisa mendapatkan efek positifnya, dalam waktu singkat. Seperti kafein yang bisa membuat otak lebih terjaga, dan lain sebagainya.
Sebaliknya, ada makanan yang butuh waktu beberapa hari atau minggu untuk memengaruhi kondisi otak.
Makanan yang masuk kategori ini adalah makanan dengan berbagai jenis asam amino, karbohidrat (nasi, bagel, kentang), produk yang mengandung lecithin (donat, telur, kue), dan makanan yang mengandung vitamin larut dalam air.
Jika dalam jangka panjang kita kekurangan kategori makanan kedua ini, maka otak tak bisa bekerja dengan semestinya.
Namun ketika kita kemudian memperbanyak asupan makanan kategori kedua ini demi bisa mendapatkan efek positifnya, maka otak juga tak akan langsung bisa "membaik".
Efek positif dari makanan ini baru bisa didapatkan selang beberapa hari atau minggu selepas waktu pengonsumsian.
Terakhir, ada makanan yang bekerja lambat dalam memengaruhi otak. Kategori ini terdiri dari buah dan sayuran berwarna, ikan, minyak zaitun, jus buah, kayu manis, dan rempah lainnya.