KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Megawati di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (21/4/2023) siang.
"Dengan mengucap Bismillah, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai, ditingkatkan tugasnya sebagai calon presiden," kata Megawati.
Selain sebagai tempat deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI-P untuk Pilpres 2024, sejumlah peristiwa terjadi di Istana Batu Tulis, berikut sejarahnya.
Baca juga: Resmi, Ganjar Pranowo Capres PDI-P
Dilansir dari Kompas.com, Istana Batu Tulis memiliki nama asli Hing Puri Bima Cakti yang saat ini kompleksnya dikelilingi permukiman penduduk
Lokasi tersebut pernah menjadi tempat pertemuan antara Megawati dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Jokowi.
Kompleks tersebut sudah dibangun sejak tahun 1702 ketika seorang ahli gunung berapi bernama Van Riebeeck datang berkunjung.
Van Riebeeck dulunya mendapat tugas dari pemerintah kolonial Hindia Belanda di Batavia (Jakarta) untuk memeriksa kondisi Buitenzorg atau Bogor setelah letusan Gunung Salak pada 1699.
Pada saat itu, ia mencatat lumpur dari letusan Gunung Salak menyebabkan sumbatan aliran Sungai Ciliwung.
Van Riebeeck lalu memutuskan untuk membersihkan sumbatan di aliran Sungai Ciliwung karena sungai ini menjadi sumber air bagi penduduk Batavia.
Setelah itu, ia mendapat izin untuk membangun sebuah tempat peristirahatan supaya bisa memantau aktivitas Gunung Salak.
Baca juga: Rangkuman Pertemuan Mega-Jokowi di Istana Batu Tulis: Menu Nasi Uduk hingga Bahas Pemilu