Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Penampakan Awan di Australia Disebut Mirip Obscurus "Fantastic Beasts", Awan Apa Itu?

Kompas.com - 01/04/2023, 20:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam penampakan awan dengan bentuk tak biasa, ramai di media sosial.

Diunggah pertama kali oleh akun TikTok ini, Senin (20/2/2023), video menampilkan beberapa awan hitam pecah-pecah melayang di langit Sydney, Australia.

"Melihat lebih dekat, itu bukan di jendela atau semacamnya, itu bergerak seperti Liquid Metal atau sejenisnya. Dan itu bukan awan scud, tidak terlihat seperti itu. Apakah ada yang tahu apa itu?" tulis pengunggah.

Menanggapi video yang telah dilihat lebih dari 26,8 juta kali tersebut, beberapa warganet menyebut bahwa bentuk awan mirip dengan obscurus dalam film Fantastic Beast.

Obscurus sendiri merupakan parasit dalam diri para penyihir cilik yang terpaksa menekan kekuatan sihirnya.

"Aku tahu itu sebuah obscurus saat melihatnya," kata salah satu warganet.

"Itu obscurus, Fantastic Beast mengajarkanku itu," komentar warganet lain.

Di sisi lain, video serupa kembali diunggah oleh akun Twitter ini pada Jumat (31/3/2023). Pengunggah menerangkan, awan tidak biasa di Australia itu merupakan awan scud.

"Terbentuk ketika hujan menguap di bawah badai induk, kelembapan di udara mengarah ke pembentukan awan sekunder," terang pengunggah Twitter.

Lantas sebenarnya, awan apa yang tampak di atas langit Australia tersebut?

Baca juga: Viral, Video Penampakan Bulan Berukuran Raksasa di Lingkar Arktik, Benarkah Fenomena Itu?


Bukan termasuk awan dalam meteorologi

Saat dikonfirmasi, Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan, tak yakin dengan jenis awan dalam video.

"Sepertinya bukan termasuk awan yang ada secara teori meteorologi ya," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (1/4/2023).

"Terkait validitas yang di gambar kami tidak paham," lanjutnya.

Dia pun menjelaskan, awan scud seperti yang disebut dalam unggahan Twitter merupakan jenis dari awan fractus.

"Awan ini umumnya merupakan serpihan dari pinggiran bawah dari sistem awan badai yang lebih besar atau biasa dikenal dengan nama Cumulonimbus," jelas Ida.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com