Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Paling Bahagia Hidup di Indonesia

Kompas.com - 01/04/2023, 18:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERBERITAKAN bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis World Happiness Report alias laporan kebahagiaan dunia sepanjang tahun 2022. Laporan ini merupakan hasil dari survei global yang dilakukan terhadap 137 negara.

Terdapat beberapa faktor yang mendukung indikator kebahagiaan suatu negara, yaitu tingkat korupsi suatu negara, kemurahan hati setiap individu, kebebasan untuk membuat pilihan hidup, harapan hidup sehat, dukungan sosial, distopia alias tempat atau kelompok yang tidak diharapkan, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita serta pemerataan kesejahteraan.

Finlandia kembali menjadi negara paling bahagia di dunia setelah empat tahun berturut-turut mengalahkan negara-negara lainnya yang masuk ke dalam survei ini.

Rincian 10 negara paling bahagia berdasarkan skor indeks kebahagiaan yang dirilis PBB dalam World Happiness Report 2022 adalah sebagai berikut:

  1. Finlandia - skor indeks kebahagiaan 7,804 poin
  2. Denmark – skor 7,586 poin
  3. Islandia - 7,530 poin
  4. Israel - 7,473 poin
  5. Belanda - 7,403 poin
  6. Swedia - 7,395 poin
  7. Norwegia - 7,315 poin
  8. Swiss - 7,240 poin
  9. Luksemburg - 7,228 poin
  10. Selandia Baru - 7,123 poin

Indonesia menempati urutan ke-84 dalam daftar negara paling bahagia di dunia. Rata-rata skor kebahagiaan di Indonesia sebesar 5,277 poin, setara dengan Albania.

Sementara itu, Afghanistan merupakan negara paling tidak bahagia di dunia.

Sebagai peneliti apa yang disebut sebagai kebahagiaan serta penulis buku “Pedoman Menuju Tidak Bahagia”, untuk sementara ini saya merasa yakin bahwa kebahagiaan merupakan perasaan yang lebih bersifat subyektif ketimbang obyektif.

Akibat subyektif, maka pada hakikatnya kebahagiaan mustahil akurat diukur dengan menggunakan kaidah-kaidah matematikal bersifat obyektif.

Kebetulan saya sudah pernah berkunjung ke sepuluh negara yang dinilai oleh PBB sebagai 10 negara paling bahagia di planet bumi masa kini, minimal pada tahun 2022 sebab 2023 belum berakhir.

Saya juga sudah pernah berkunjung ke Albania, namun memang belum sempat sebab belum berani berkunjung ke Afghanistan meski sudah pernah diundang resmi oleh Dubes Afghanistan untuk berkunjung ke Kabul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com