KOMPAS.com - Nama Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster tengah ramai diperbincangkan publik terkait penolakannya atas timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 yang sebelumnya akan diadakan di Indonesia.
Kedua kader PDI Perjuangan itu menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia meskipun negara itu lolos kualifikasi sebagai peserta Piala Dunia U-20.
Keduanya menolak timnas Israel sebagai wujud dukungan kepada Palestina.
Seperti diketahui, Israel sejak lama terlibat konflik yang mengakibatkan jatuhnya jutaan jiwa. Indonesia sendiri merupakan salah satu pihak yang mendukung Palestina.
Sikap kedua kader PDI Perjuangan itu kemudian memunculkan pertanyaan mengenai apakah ada indikasi politik di balik penolakan mereka?
Baca juga: Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U20, Ganjar Kecewa, Koster Minta FIFA Coret Israel
Dosen Ilmu Politik Fisip UI juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menjelaskan, alasan Ganjar dan Koster menolak timnas Israel di Piala Dunia U-20 sesungguhnya sudah sesuai dengan amanat konstitusi.
Indonesia bertekad menjaga perdamaian, termasuk mendukung Palestina dari penjajahan Israel.
"Secara substansi, menurut saya tidak ada masalah," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).
Meski begitu, ia mengaku heran dengan waktu penolakan yang terlalu dekat dengan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Menurutnya, seharusnya penolakan ini diserukan saat Israel resmi menjadi peserta pada 2022.
Selain itu, ia juga menyoroti tidak konsistennya penolakan terhadap atlet Israel. Hal ini karena banyak atlet Israel yang mengikuti acara olahraga lain yang sebelumnya diadakan di Indonesia.
"Kalau ada aturan resmi Israel dilarang di event olahraga Indonesia, maka ya sudah. Masalahnya, tidak konsisten," tambahnya.
Saat ditanya terkait publik yang beranggapan penolakan ini dilakukan berlatar belakang politik, Aditya tidak mengelak hal itu mungkin terjadi.
Meski begitu, menurutnya, tindakan kader PDI Perjuangan ini belum pasti membawa perubahan di Pemilu 2024. Kejadian ini bisa saja menambah atau mengurangi dukungan kepada partai tersebut.
"Bisa iya, bisa nggak. Sentimen publik ke PDIP juga banyak, ada juga dari orang Islam, maka orang tidak akan banyak berubah," lanjutnya.
Baca juga: Sejumlah Pihak yang Tolak Israel di Piala Dunia U-20 dan Alasannya