SEBUAH ujian kebangsaan sedang terjadi. Keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 telah membuat Indonesia harus berpikir keras terkait langkah bijaksana yang perlu dilakukan ke depan.
Putusan FIFA itu telah membuat jagad media sosial penuh dengan ujaran dan komentar bernada kebangsaan dari netizen. Ribuan perhatian netizen mengemuka terhadap situasi yang terjadi, menggema dan menusuk relung kalbu.
Sejatinya, inilah potret modal sosial bangsa, yaitu atensi kolektif dan kontak interaktif warga negara terhadap apa yang terjadi pada negaranya. Inilah aset besar bangsa, yaitu gelombang perhatian warga negara, terhadap apa yang terjadi pada "rumah" mereka.
Baca juga: Etos Kerja, Nasionalisme, dan Kemakmuran Bangsa
Keilmuan sosial-humaniora (psikologi sosial) mengenal istilah locus of control (pusat kendali). Ini adalah kajian tentang apakah yang paling memengaruhi sikap dan perilaku individu, apakah dominan berasal dari dirinya sendiri (internal locus of control) ataupun justru dominan berasal dari luar individu tersebut (external locus of control).
Pada prinsipnya, tidak mungkin seluruh yang terjadi di sekitar individu, akan selalu dan senantiasa sesuai dengan harapan individu tersebut. Terdapat banyak sekali hal yang tidak dapat dikendalikan seorang individu yang berpontesi memengaruhi kehidupan individu tersebut.
Namun, satu hal yang pasti, inidividu selalu punya pilihan, terhadap respon yang akan dia berikan kepada stimulus luar yang datang kepadanya. Sebagai contoh, ketika hujan turun, individu selalu punya pilihan bebas, apakah akan mengurungkan niatnya keluar rumah, keluar dengan menggunakan payung, jas hujan, atau yang lainnya.
Prinsipnya, setiap individu punya kendali. Hal yang membedakannya adalah seberapa besar kendali tersebut digunakan. Pada kajian perilaku manusia dan lingkungan (person in environment), individu dapat memilih untuk menjadi subyek yang pegang kendali (powerfull subject), atau obyek yang dikendalikan (powerless object).
Sejumlah individu yang memilih kehidupan “dikendalikan”, mereka akan susah bergerak ke depan (move on), cenderung menyalahkan situasi, mencari kambing hitam, dan berpikir bahwa situasi eksternal memengaruhi hidupnya.
Karena itu, individu Indonesia harus selalu didorong, dipimpin, dan dibina untuk menjadi subyek yang pegang kendali, atau dalam bahasa Kasali (2015) bermental pengemudi (driver mentality). Inilah prinsip dengan visi yang kuat dan disertai dengan langkah aksi yang mantap.
Mental ini adalah syarat dasar sumber daya manusia dapat dianggap sebagai aset yang berpontesi memberikan kontribusi besar bagi organisasi bangsa.
Pola pikir apresiatif (Wibowo dkk, 2019) mendorong setiap individu berpikir paling positif terhadap hikmah kehidupan yang telah dijalani. Skema ini mengajak individu untuk berfokus pada apa yang masih bisa dioptimalkan, alih-laih hanya menyalahkan dan mencari kambing hitam.
Pejuang sejati selalu paham bahwa tidak ada perjuangan membangun bangsa yang mudah, cepat, dan instan. Setiap fase dan tahapan pembangunan pasti membutuhkan pola kontribusi yang berbeda dan individu warga negara.
Pemahaman apresiatif akan mendorong lahirnya aksi terbaik pada setiap fase kehidupan, apapun kejadian eksternal yang menimpa. Konstruksi pola pikir apresiatif juga akan memberikan energi terbaik pada setiap tahapan langkah aksi, sekaligus pilihan solusi berbasis kekuatan pada setiap hambatan yang terjadi.
Ketika mata normal melihat masalah sebagai hambatan, kacamata apresiatif akan mendorong lahirnya pemaknaan “masalah sebagai potensi dan peluang”. Karena “the real problem is not the problem itself, but the way we see the problem”.
Setiap insan terlahir sebagai khalifah yang mengemban amanah untuk menjadi pemimpin di muka bumi (melakukan kebaikan dan berkinerja terbaik bagi diri dan lingkungan sosialnya). Manusia tidak dilahirkan untuk melakukan beragam kerusakan di muka bumi, baik secara verbal, non verbal, lisan maupun tulisan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.