Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Nasionalisme Apresiatif

Kompas.com - 31/03/2023, 16:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBUAH ujian kebangsaan sedang terjadi. Keputusan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 telah membuat Indonesia harus berpikir keras terkait langkah bijaksana yang perlu dilakukan ke depan.

Putusan FIFA itu telah membuat jagad media sosial penuh dengan ujaran dan komentar bernada kebangsaan dari netizen. Ribuan perhatian netizen mengemuka terhadap situasi yang terjadi, menggema dan menusuk relung kalbu.

Sejatinya, inilah potret modal sosial bangsa, yaitu atensi kolektif dan kontak interaktif warga negara terhadap apa yang terjadi pada negaranya. Inilah aset besar bangsa, yaitu gelombang perhatian warga negara, terhadap apa yang terjadi pada "rumah" mereka.

Baca juga: Etos Kerja, Nasionalisme, dan Kemakmuran Bangsa

Pusat Kendali

Keilmuan sosial-humaniora (psikologi sosial) mengenal istilah locus of control (pusat kendali). Ini adalah kajian tentang apakah yang paling memengaruhi sikap dan perilaku individu, apakah dominan berasal dari dirinya sendiri (internal locus of control) ataupun justru dominan berasal dari luar individu tersebut (external locus of control).

Pada prinsipnya, tidak mungkin seluruh yang terjadi di sekitar individu, akan selalu dan senantiasa sesuai dengan harapan individu tersebut. Terdapat banyak sekali hal yang tidak dapat dikendalikan seorang individu yang berpontesi memengaruhi kehidupan individu tersebut.

Namun, satu hal yang pasti, inidividu selalu punya pilihan, terhadap respon yang akan dia berikan kepada stimulus luar yang datang kepadanya. Sebagai contoh, ketika hujan turun, individu selalu punya pilihan bebas, apakah akan mengurungkan niatnya keluar rumah, keluar dengan menggunakan payung, jas hujan, atau yang lainnya.

Prinsipnya, setiap individu punya kendali. Hal yang membedakannya adalah seberapa besar kendali tersebut digunakan. Pada kajian perilaku manusia dan lingkungan (person in environment), individu dapat memilih untuk menjadi subyek yang pegang kendali (powerfull subject), atau obyek yang dikendalikan (powerless object).

Sejumlah individu yang memilih kehidupan “dikendalikan”, mereka akan susah bergerak ke depan (move on), cenderung menyalahkan situasi, mencari kambing hitam, dan berpikir bahwa situasi eksternal memengaruhi hidupnya.

Karena itu, individu Indonesia harus selalu didorong, dipimpin, dan dibina untuk menjadi subyek yang pegang kendali, atau dalam bahasa Kasali (2015) bermental pengemudi (driver mentality). Inilah prinsip dengan visi yang kuat dan disertai dengan langkah aksi yang mantap.

Mental ini adalah syarat dasar sumber daya manusia dapat dianggap sebagai aset yang berpontesi memberikan kontribusi besar bagi organisasi bangsa.

Apresiatif

Pola pikir apresiatif (Wibowo dkk, 2019) mendorong setiap individu berpikir paling positif terhadap hikmah kehidupan yang telah dijalani. Skema ini mengajak individu untuk berfokus pada apa yang masih bisa dioptimalkan, alih-laih hanya menyalahkan dan mencari kambing hitam.

Pejuang sejati selalu paham bahwa tidak ada perjuangan membangun bangsa yang mudah, cepat, dan instan. Setiap fase dan tahapan pembangunan pasti membutuhkan pola kontribusi yang berbeda dan individu warga negara.

Pemahaman apresiatif akan mendorong lahirnya aksi terbaik pada setiap fase kehidupan, apapun kejadian eksternal yang menimpa. Konstruksi pola pikir apresiatif juga akan memberikan energi terbaik pada setiap tahapan langkah aksi, sekaligus pilihan solusi berbasis kekuatan pada setiap hambatan yang terjadi.

Ketika mata normal melihat masalah sebagai hambatan, kacamata apresiatif akan mendorong lahirnya pemaknaan “masalah sebagai potensi dan peluang”. Karena “the real problem is not the problem itself, but the way we see the problem”.

Setiap insan terlahir sebagai khalifah yang mengemban amanah untuk menjadi pemimpin di muka bumi (melakukan kebaikan dan berkinerja terbaik bagi diri dan lingkungan sosialnya). Manusia tidak dilahirkan untuk melakukan beragam kerusakan di muka bumi, baik secara verbal, non verbal, lisan maupun tulisan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

20 Kutipan Inspiratif Malala Yousafzai, Tokoh Penerima Nobel Perdamaian Termuda

20 Kutipan Inspiratif Malala Yousafzai, Tokoh Penerima Nobel Perdamaian Termuda

Tren
Studi Baru: Berangkat Tidur antara Pukul 10 sampai 11 Malam Bisa Menyehatkan Jantung

Studi Baru: Berangkat Tidur antara Pukul 10 sampai 11 Malam Bisa Menyehatkan Jantung

Tren
Apa Penyebab Rem Blong dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Ini Penjelasan Ahli

Apa Penyebab Rem Blong dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Ini Penjelasan Ahli

Tren
Beli iPhone 15 Pro Max di Singapura, Simak Cara Hitung Pajaknya

Beli iPhone 15 Pro Max di Singapura, Simak Cara Hitung Pajaknya

Tren
Solusi bila Data Diri Pelamar Tak Sesuai untuk Mendaftar CPNS dan PPPK 2023

Solusi bila Data Diri Pelamar Tak Sesuai untuk Mendaftar CPNS dan PPPK 2023

Tren
Beredar Video Anak-anak Bermain di Area Rel Saat KA Lewat, KAI: Bahayakan Keselamatan

Beredar Video Anak-anak Bermain di Area Rel Saat KA Lewat, KAI: Bahayakan Keselamatan

Tren
Lesti Kejora dan Sederet Artis Penerima Gelar Duta

Lesti Kejora dan Sederet Artis Penerima Gelar Duta

Tren
Aligator Bawa Potongan Tubuh Manusia Saat Berkeliaran Dekat Perumahan di Florida

Aligator Bawa Potongan Tubuh Manusia Saat Berkeliaran Dekat Perumahan di Florida

Tren
Daftar Lengkap Kebutuhan Formasi PPPK Kemenag dalam Seleksi CASN 2023

Daftar Lengkap Kebutuhan Formasi PPPK Kemenag dalam Seleksi CASN 2023

Tren
Benarkah Tarif Bus Transjakarta Akan Alami Perubahan Berdasarkan Domisili Penumpang?

Benarkah Tarif Bus Transjakarta Akan Alami Perubahan Berdasarkan Domisili Penumpang?

Tren
Kisah Penyelamatan Anak Gajah yang Terperosok Lubang, Sang Induk Bertaruh Nyawa Menemani

Kisah Penyelamatan Anak Gajah yang Terperosok Lubang, Sang Induk Bertaruh Nyawa Menemani

Tren
Kebutuhan CPNS 2023 untuk Formasi Dosen Jurusan Kesehatan, Simak Persyaratannya

Kebutuhan CPNS 2023 untuk Formasi Dosen Jurusan Kesehatan, Simak Persyaratannya

Tren
Lowongan CPNS dan PPPK Kemendagri 2023: Jumlah Formasi, Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Lowongan CPNS dan PPPK Kemendagri 2023: Jumlah Formasi, Link, Syarat, dan Cara Daftarnya

Tren
Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Instansi yang Buka Seleksi PPPK dan CPNS 2023 untuk Formasi Disabilitas

Tren
Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Wanita 19 Tahun di Inggris Tak Sadar Sedang Hamil, Mendadak Kaki Bayi Keluar dari Rahim

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com