Lebih dari 125 suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam tragedi itu.
Saat itu, muncul kekhawatiran Indonesia bakal gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 akibat sanksi dari FIFA.
Diberitakan Kompas.com (4/10/2022), FIFA tidak mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Sebaliknya, FIFA menyampaikan belasungkawa dan dukungan kepada para korban.
Baca juga: Keistimewaan Stadion Manahan Solo, Calon Venue Final Piala Dunia U-20 Indonesia
Dua bulan jelang pelaksanaan Piala Dunia U-20, sejumlah politisi menunjukkan sikap penolakan secara terang-terangan terhadap timnas Israel yang menjadi peserta di Piala Dunia U-20.
Mereka di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Koster bahkan menyurati Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI untuk melarang timnas Israel bermain di Bali.
Tak lama setelah muncul penolakan tersebut, FIFA resmi membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar di Bali, Jumat (31/3/2023).
Baca juga: Bukan Tolak Israel tetapi Tolak Arab Saudi di Piala Dunia U-20
Menindaklanjuti polemik Piala Dunia U-20 di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk menemui FIFA.
Erick Thohir kemudian bertolak ke Doha, Qatar untuk melobi dan mencari solusi pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023.
Rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 benar-benar sirna usai FIFA mengumumankan pencopotan status Indonesia sebagai tuan rumah.
Pupus sudah harapan menyaksikan Garuda Muda bermain di Piala Dunia U-20 karena status Indonesia sebagai tuan rumah.
Tak hanya itu, FIFA juga menyatakan bahwa PSSI bisa dijatuhi sanksi menyusul keputusan tersebut.
Adapun pengganti Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, FIFA mengatakan akan mengumumkannya sesegera mungkin.
Baca juga: Kata Media Asing soal Pencoretan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20