Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Akselerasi Pembangunan Sosial dan Pendidikan Anti "Flexing"

Kompas.com - 29/03/2023, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Proses belajar mengajar, jika menilik pada konsepsi Bloom, mengikuti enam langkah penguasaan yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Program umum pembelajaran di perguruan tinggi, yang biasanya dijejali dengan timbunan kurikulum, akhirnya menyerah untuk hanya menghasilkan lulusan yang ‘hanya’ berhenti pada tiga tingkatan dasar yaitu mengingat, memahami, dan mengaplikasikan (sesuai instruksi/tradisi).

Perguruan tinggi, jangan sampai menghasilkan lulusan dengan keterampilan yang terstandar dan rata-rata. Tuntutan kurikulum, seringkali hanya menghasilkan pola belajar yang satu arah dan cenderung menghasilkan mahasiswa yang pasif, kurang inisiatif, mengikuti prosedur, mengikuti jawaban dari buku teks sehingga sulit menghasilkan kreativitas. Hal itu berpotensi menghasilkan generasi yang berpikir seragam, in the box, dan status quo.

Saat ini, Indonesia memiliki momentum baru. Sejatinya, program kampus merdeka, telah membuka pintu gerbang perbaikan bagi peningkatkan ragam proses pembelajaran. Banyak metodologi yang kurang mencerdaskan telah ditinggalkan.

Hanya saja, pekerjaan rumah para pendidik adalah mengarusutamakan pendidikan akhlakul karimah, sehingga peserta didik takut untuk berbuat dosa, takut untuk melanggar norma dan selalu berusaha berperilaku sesuai nilai, etika dan syariat yang berlaku. Sehingga terjadi keseimbangan iman, takwa dan teknologi.

Mandiri Berkarya

Akhirnya, wujud nyata dari produk pendidikan adalah karya. Wujud karya sangat beragam, mulai dari karya tulis, gagasan, prototype, jurnal, buku dan lain sebagainya. Prinsipnya, bukan karya akhirnya tetapi semangat dan kemampuan untuk menghasilkan karya secara mandiri.

Peserta didik memiliki bukan hanya semangat, tetapi kebutuhan untuk menghasilkan karya. Ketika menghasilkan karya sudah menjadi sebuah kebutuhan, itulah salah satu keberhasilan proses pendidikan. Menghasilkan karya adalah bentuk syukur dari peserta didik yang memiliki kesempatan mengikuti proses pendidikan.

Tradisi menghargai karya harus sudah menjadi perhatian utama, dibandingkan apresiasi terhadap harta yang dipamerkan. Perlu dibangun budaya untuk terus menghargai warga negara (khususnya generasi muda) yang berkarya dengan keringat sendiri.

Wajib dikonstruksi secara sosial bahwa ‘keren itu karena prestasi bukan karena harta suami atau orang tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com