Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lasminingrat, Tokoh Perempuan yang Muncul di Google Doodle Hari Ini

Kompas.com - 29/03/2023, 06:37 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Potret Raden Ayu (RA) Lasminingrat muncul di Google Doodle hari ini, Rabu (29/3/2023).

Dalam sejarahnya, Lasminingrat dikenal sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia.

Ia bahkan menjadi pelopor pendidikan jauh sebelum RA Kartini dan Dewi Sartika lahir.

Baca juga: Mengenal Maria Ulfah Soebadio, Menteri Perempuan Pertama Indonesia

Dua bidang yang menjadi perhatian utamanya adalah dunia penulisan pendidikan bagi kaum perempuan.

Harian Kompas, 19 Desember 2009, mencatat, Lasminingrat merupakan anak Raden Haji Moehammad Moesa, perintis kesustraan cetak Sunda, pengarang, ulama, dan tokoh Sunda pada abad ke-19.

Dilahirkan pada 1843 di Garut, Jawa Barat, Lasminingrat harus berpisah dari keluarganya untuk belajar membaca, menulis, dan bahasa Belanda di bawah asuhan Levyson Norman yang merupakan seorang teman Belanda ayahnya.

Baca juga: Siti Baroroh Baried, Profesor Perempuan Pertama di Indonesia


Hal ini mencatatkan nama Lasminingrat sebeagai pribumi satu-satunya yang mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda pada masanya.

Pada 1871, ia kemudian kembali dan menetap di Pendopo Kabupaten Garut.

Pada tahun yang sama, Lasminingrat menulis sejumlah buku berbahasa Sunda untuk anak-anak sekolah, baik karyanya sendiri maupun terjemahan.

Ia bahkan menerbitkan buku Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid pada 1876.

Buku tersebut telah dicetak sebanyak 6.015 eksemplar dengan menggunakan aksara Jawa, lalu dicetak ulang pada 1911 dalam aksara Jawa dan 1922 dalam aksara Latin.

Dalam karya-karyanya, Lasminingrat membuat sebuah terobosan baru, yakni menggunakan kata ganti orang pertama.

Baca juga: Mengenal Sosok Maria Ulfah Soebadio, Menteri Perempuan Pertama Indonesia dan Pejuang Kaum Wanita

Pejuang pendidikan perempuan

Lasminingrat kemudian menikah dengan Bupati Garut RAA Wiratanudatar VIII, sekaligus membuat aktivitas menulisnya berhenti.

Selanjutnya, ia fokus memperjuangkan pendidikan bagi perempuan Sunda.

Cita-citanya itu pun terwujud pada 1907 ketika mendirikan sekolah Keutamaan Istri di ruang gamelan Pendopo Kabupaten Garut.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com