Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Alasan Tingkat Kelahiran di Korea Selatan Sangat Rendah

Kompas.com - 27/03/2023, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Saat ini, tren childfree atau tak memiliki anak ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia.

Ada banyak perdebatan terkait pro dan kontra terkait isu ini karena Indonesia adalah negara dengan populasi yang besar, namun di sisi lain banyak pula masyarakatnya yang tak sejahtera.

Di Korea Selatan, tren ini pun sudah lumrah dilakukan oleh generasi muda. Tak hanya enggan memiliki anak, masyarakatnya pun berpikir berkali-kali untuk menikah. Ada banyak hal yang melatarbelakangi hal ini.

Saking maraknya fenomena ini, salah satu film terbaru asal Negeri Ginseng berjudul Kill Boksoon memiliki pesan tersirat. Dikisahkan seorang ibu bernama Gil Book Son (Jeon Do Yeon) mengaku lebih mudah menjadi pembunuh bayaran daripada mengurus anaknya.

Informasi ini dijelaskan lebih lanjut dalam Kamjagiya Korea! episode “Film Kill Boksoon: Kisah Pembunuh Bayaran Legend” dengan tautan dik.si/KamKorBookson.

Tingginya Gaya Hidup di Korea Selatan

Mengutip situs NPR, kejadian ini telah menerpa Korea Selatan sejak 2013. Dibandingkan laki-laki, perempuan asal negara inilah yang enggan memiliki anak karena persaingan hidup semakin tinggi.

Di Korea, biaya hidup memiliki kenaikan yang pesat sehingga mereka sangat memprioritaskan pekerjaan daripada memulai sebuah keluarga.

Baca juga: Childfree dalam Sudut Pandang Feminis dan Kesehatan

Data pada 2022 menunjukkan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan kini menyentuh 0,78 persen, paling rendah dari negara lainnya. Angka ini menandakan situasi genting terhadap jumlah populasi negara tersebut sebab angka yang ideal adalah 2,1 persen.

Tak hanya kebutuhan hidup sehari-hari, harga properti di kota-kota besar pun semakin menanjak. Dalam kurun waktu lima tahun, haga properti bisa naik sebesar dua kali lipat dari harga sebelumnya. Sementara itu, gaji masyarakat di sana tak bisa mencukupinya.

Generasi muda yang masih bertahan pun lebih memilih bangunan yang cukup untuk dirinya. Kos-kosan ini disebut sebagai goshiwon yang hanya cukup untuk menampung satu orang dengan isi perabotan berupa kasur dan meja kecil serta lemari.

Luasnya pun rata-rata hanya mencapai 3,5 meter per segi dengan harga sewa mencapai 1,7 juta.

Mengakarnya Patriarki di Korea Selatan

Alasan lainnya perempuan Korea Selatan enggan memiliki anak karena masih tingginya patriarki di sana. Dalam dunia kerja, perempuan hanya menempati sekitar 21 persen posisi manajerial dan 5 persen jabatan eksekutif.

Para ahli mengatakan tidak hanya sulit bagi perempuan untuk naik jabatan, tetapi juga bekerja saat mereka memiliki anak. Banyak pekerja perempuan yang merasa enggan mengambil cuti karena takut membuat atasan dan rekan kerja berasumsi bahwa mereka tak produktif.

Selain itu, patriarki yang mengakar di negara tersebut membuat perempuan harus mengambil peran penuh dalam mengasuh anak serta mengurus pekerjaan rumah tangga. Ditambah lagi, mereka juga kerap dikucilkan oleh mertua jika tak kompeten.

Sementara itu, pria masih dianggap sebagai pahlawan dalam keluarga karena telah bekerja mati-matian untuk mencari nafkah. Akhirnya, banyak perempuan yang harus mengorbankan kehidupan pribadi mereka jika menikah dan memiliki anak daripada pria.

Anak di Korea Selatan Memiliki Tingkat Kebahagiaan Rendah

Dalam survei yang dilakukan pada tahun 2014, anak-anak Korea Selatan dinobatkan sebagai anak yang paling tidak bahagia jika dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan ketatnya sistem pendidikan.

Mayoritas anak di negara tersebut kerap mengalami kondisi stres karena akademik, kekerasan sekolah, dan kecanduan internet. Waktu pendidikan di negara ini memiliki rentang waktu yang lebih lama jika dibandingkan negara lainnya, yaitu delapan jam.

Baca juga: 4 Drama Korea dengan Cerita Sekte Aliran Sesat

Tak hanya itu, ekspektasi dari orangtua pun membuat para siswa harus belajar mati-matian. Mayoritas dari mereka mendapat tekanan untuk menjadi yang terbaik.

Jika tak memenuhi harapan, para siswa akan didaftarkan les untuk pelajaran tambahan hingga mencapai tengah malam.

Ketatnya persaingan akademik membuat siswa dengan prestasi yang rendah merasa tertekan. Namun, mereka kerap melampiaskannya pada siswa lain yang tak bersalah hingga akhirnya terjadi kasus perundungan.

Siklus tak sehat ini pun membuat anak-anak yang mengalami pengalaman serupa memiliki trauma saat dewasa. Hal ini yang kemudian membuat mereka enggan memiliki anak dan fokus pada kehidupan pribadi.

Ingin tahu informasi terkini lainnya seputar grup idola hingga budaya Korea? Yuk, dengarkan Kamjagiya Korea! hanya di Spotify. Akses juga episode-episode lainnya yang tak kalah seru dalam playlist YouTube Medio by KG Media.

Dengarkan pula informasi lebih lanjut seputar film terbaru asal Korea Selatan berjudul Kill Bookson dalam Kamjagiya Korea! episode “Film Kill Boksoon: Kisah Pembunuh Bayaran Legend” dengan tautan dik.si/KamKorBookson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com