Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida, Jadwal, dan Dampaknya bagi Bumi?

Kompas.com - 27/03/2023, 06:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerhana Matahari hibrida diperkirakan terjadi di Indonesia akhir Ramadhan 1444 H.

Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan, gerhana Matahari hibrida adalah perpaduan dari gerhana Matahari total dan gerhana Matahari cincin.

Masyarakat dapat menyaksikan perubahan dari fase gerhana Matahari cincin ke gerhana Matahari total dan diakhiri gerhana Matahari cincin dalam waktu yang singkat.

Jadwal gerhana matahari hibrida

Andi mengatakan bahwa gerhana Matahari hibrida diperkirakan terjadi di Indonesia Kamis, 20 April 2023.

"Tepatnya 29 Ramadhan 1444 H, bertepatan dengan 20 April 2023 akan terjadi fenomena gerhana Matahari hibrida," ujar Andi dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Ramadhan Tahun Ini Diwarnai Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia, Catat Waktu dan Lokasinya!

Proses terjadinya gerhana Matahari

Lebih lanjut, Andi menjelaskan bahwa gerhana Matahari hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus.

Posisi yang segaris menyebabkan bayangan dari Bulan jatuh ke permukaan Bumi sehingga Matahari tidak terlihat secara utuh.

Pada saat terjadi, daerah di Bumi yang letaknya di bawah umbra atau bayangan ini akan mengalami gerhana Matahari total.

Sedangkan daerah di Bumi yang berada di bawah penumbra atau bayangan kabur ketika gerhana Matahari akan mengalami gerhana Matahari sebagian.

Dampak gerhana Matahari hibrida

Gerhana matahari cincinpixabay Gerhana matahari cincin

Andi mengingatkan fenomena gerhana Matahari hibrida memberikan beberapa dampak bagi Bumi.

Ia menyampaikan, fenomena tersebut akan menyebabkan perubahan suhu, kondisi langit, termasuk perubahan perilaku hewan. Berikut penjelasannya.

Baca juga: Tim Astrofotografi UB: Ramadhan 2023 Akan Muncul Gerhana Matahari

 

1. Cuaca menjadi gelap

Andi menerangkan, salah satu perubahan ketika gerhana Matahari terjadi adalah langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap seperti malam hari.

"Konsekuensinya adalah bintang yang selama ini tidak terlihat saat siang hari dikarenakan intensitas (sinar) Matahari lebih dominan, bintang tersebut akan muncul," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (26/3/2023).

Ia juga menyampaikan bahwa planet-planet yang berada di atas ufuk (garis pemisah Bumi dan langit) akan terlihat ketika gerhana Matahari terjadi.

2. Penurunan suhu

Di samping langit yang berubah menjadi gelap ketika siang hari, perubahan lain ketika gerhana Matahari adalah penurunan suhu.

Wilayah yang mengalami gerhana Matahari akan merasakan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat Celcius.

"Udara di sekitar menjadi sangat dingin. Hal ini karena intensitas radiasi Matahari itu berkurang," jelas Andi.

Ia mengutarakan bahwa penurunan suhu dapat terjadi ketika gerhana Matahari total maupun cincin.

Baca juga: BRIN: Indonesia Akan Alami Beberapa Kali Gerhana Matahari pada 2023

3. Perubahan perilaku hewan nokturnal

Andi juga mengatakan, gerhana Matahari menyebabkan perilaku hewan nokturnal berubah selama fenomena ini berlangsung.

Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari namun beraktivitas dan mencari makanan ketika malam hari.

Dalam hal ini, hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat ketika gerhana Matahari berlangsung.

Kendati demikian, hewan nokturnal akan kembali tidur setelah gerhana Matahari selesai.

"Untuk dampaknya ke hewan memang ada beberapa hewan tertentu yang peka terhadap cahaya," tutur Andi.

"Sehingga di saat terjadi gerhana Matahari sebagian, hewan (tidak nokturnal) mulai gelisah dan saat fase gerhana Matahari total hewan-hewan akan tidur," jelasnya.

Baca juga: Kisah Mereka yang Berjuang Tangkap Momen Puncak Gerhana Bulan Total

4. Pasang air laut

Lebih lanjut, gerhana Matahari juga menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya.

Hal tersebut disebabkan oleh fase konjungsi atau bulan baru ketika Matahari, Bulan, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

Karena pasang air laut dapat meningkat, ia menyarankan masyarakat untuk tidak beraktivitas di pantai atau melakukan pelayaran.

"Untuk sementara waktu tidak berlayar atau bermain di area pantai," saran Andi.

Baca juga: Ada 4 Gerhana Sepanjang 2023, 3 Dapat Dilihat di Indonesia, Apa Saja?

5. Dapat merusak penglihatan

Selain memengaruhi perubahan kondisi Bumi dan perilaku hewaan, gerhana Matahari juga berdampak bagi manusia.

Sebabnya fenomena tersebut berisiko merusak retina mata apabila manusia melihat gerhana Matahari secara langsung.

Oleh karena itu, Andi mengimbau supaya masyarakat menggunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan gerhana Matahari total dan sebagian.

"Jika masyarakat mempunyai alat atau instrumen seperti teropong astronomi atau teropong medan binokuler atau monokuler, sebelum mengamati gerhana lebih dulu harus memasang filter di depan instrumen," imbuh Andi.

Di sisi lain, Andi juga meminta masyarakat tidak melihat gerhana Matahari melalui pantulan permukaan air.

Pasalnya, permukaan air dapat memantulkan cahaya dari gerhana Matahari dan hal ini berisiko merusak mata.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Gerhana Bulan Total?

Wilayah yang mengalami gerhana Matahari

Datangnya gerhana Matahari dapat disaksikan di beberapa derah di Indonesia.

Khusus untuk gerhana Matahari hibrida, fenomena ini terjadi di:

Maluku

  • Pulau Kisar
  • Pulau Maopora
  • Pulau Damar
  • Pulau Watubela.

Papua Barat

  • Kepulauan Antalisa
  • Randepandai
  • Roswar
  • Pulau Num.

Papua

  • Wooi
  • Serui
  • Biak Kota.

Sementara itu, wilayah Indonesia yang mengalami gerhana Matahari sebagian adalah Yogyakarta, Medan, dan Jayapura.

Andi menjelaskan, Yogyakarta menjadi wilayah yang memulai gerhana Matahari sebagian paling awal.

Tetapi, wilayah yang lebih awal mengakhiri gerhana Matahari sebagian adalah Medan dan wilayah yang paling terakhir memulai dan mengahiri fenomena ini adalah Jayapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com