"Apalagi para pekerja yang harus berangkat berkendara, saya justru dorong dan sarankan kalau sempat, tidur dulu," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com secara terpisah, Jumat.
Andreas mengungkapkan, berkendara dalam kondisi mengantuk jauh lebih berbahaya daripada mabuk.
Itulah yang mendorongnya untuk mempersilakan tidur kembali setelah makan sahur.
Di sisi lain, dia mengatakan, langsung tidur setelah makan biasanya dikhawatirkan akan memicu dampak kesehatan berupa refluks asam lambung.
Saat terjadi refluks asam lambung, makanan yang telah masuk akan kembali naik ke kerongkongan dan keluar dari tubuh alias muntah.
"Tidak salah juga, tapi tidak sepenuhnya benar. Karena yang mengalami refluks itu orang-orang yang mendengkur, yang punya sleep apnea," ungkap Andreas.
Baca juga: Cerita Ika Permatasari-Olsen Puasa Sembari Berlayar, Sahur dan Buka di Dua Negara Berbeda
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan mendengkur dan berhentinya napas secara berulang saat tidur.
"Jadi saat saluran napasnya tertutup, gerakan napasnya tetap menyedot. Nah, isi lambung yang akhirnya kesedot," jelasnya.
Namun, Andreas menuturkan bahwa pendengkur yang tidak kuat menahan kantuk juga tetap bisa tidur setelah menyantap sahur.
Caranya, yakni dengan tidur dalam posisi setengah berbaring atau duduk, dan bukan berbaring.
"Hanya untuk yang mendengkur, yang lain tak masalah (tidur berbaring setelah makan)," ungkapnya.
Dia melanjutkan, orang yang kerap mendengkur saat tidur tetap perlu diperiksa lebih lanjut.
Sebab, gangguan napas ini bisa sangat berbahaya dan meningkatkan risiko sejumlah penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, depresi, disfungsi seksual, dan kematian.
"Yang perlu saya ingatkan lagi tentang keselamatan, berkendara dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibanding mabuk," kata Andreas.
"Dan pendengkur punya risiko kecelakaan 15 kali lipat dibanding yang tidak mendengkur karena jadi ngantukan atau hipersomnia," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.