Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Puasa dan Mantel Merah Denis Diderot

Kompas.com - 23/03/2023, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Meike Kurniawati*

DENIS Diderot, mungkin nama yang asing bagi sebagian orang. Diderot adalah seorang penulis dan filsuf berkebangsaan Perancis.

Sumbangan terbesarnya adalah sebagai kontributor Encyclopédie, sehingga dijuluki sebagai Bapak Encyclopédie

Meskipun demikian, kondisi keuangan Diderot sangat mengkhawatirkan, Diderot hidup sangat miskin. Kondisi ekonomi Diderot sampai ke telinga Catherine The Great, yang ingin membantunya dengan menawarkan pembelian Perpustakaan Diderot seharga £1000 (tahun 1763).

Setelah keberuntungannya mendapatkan sejumlah uang dari hasil penjualan perpustakaan tersebut, Diderot menerima sebuah mantel sutra berwarna merah tua yang baru dan mewah.

Menyadari keindahan dan kemewahan mantel yang tidak cocok dengan barang-barang bobrok di rumahnya, maka Diderot tergerak membeli perabotan baru agar sesuai dengan keindahan gaun tersebut.

Diderot mulai membeli perabotan baru dan mahal, mulai dari sofa, meja, hingga karpet. Semua perabot lama yang dianggap usang diganti dengan perabot baru.

Ketika semua perabotan sudah diganti, Diderot baru merasa mantel tersebut berada di tempat yang tepat.

Namun saat itu juga, Diderot baru menyadari uangnya habis, punya banyak hutang, dan kembali jatuh miskin. Sikap boros, konsumsi berlebihan yang dilakukan Diderot memunculkan istilah Diderot effect.

Secara sederhana, Diderot Effect dapat didefinisikan proses spiralling consumption/snowball effect. Keinginan seseorang untuk terus membeli barang baru demi melengkapi/ menyempurnakan barang yang sudah dimiliki sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com