Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Waode Nurmuhaemin
Penulis

Praktisi pendidikan, penulis buku dan novel pendidikan

Ironi Imbauan agar ASN Jangan Pamer Hidup Mewah

Kompas.com - 21/03/2023, 15:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARA netizen masih terus memburu para aparatur sipil negara (ASN) yang hedonis. Citra ASN secara keseluruhan jatuh bebas setelah terkuak kehidupan beberapa ASN yang tajir melintir, yang bahkan hanya bergolongan tiga dengan gaji sebenarnya sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

Sebagai ASN yang berada di kurva terbanyak ASN Indonesia, saya mau sedikit berbagi gambaran kehidupan ASN pada umumnya. Kondisi saya bisa dikatakan menggambarkan kondisi ASN umumnya.

Saya seorang ASN non-fungisonal dengan pendidikan S3 bermasa kerja 18 tahun. Gaji pokok saya Rp 3,7 juta per bulan. Kecil memang. Jangankan berfoya-foya, untuk bisa sampai akhir bulan saya harus ngos-ngosan, apalagi sekarang melihat harga-harga barang yang makin hari makin tinggi.

Baca juga: Sebelum Foto Istrinya Pamer Barang Mewah Viral, Sekda Riau Ingatkan ASN Tidak Hedon

Untungya, sebagai ASN pusat saya punya tunjangan kinerja di grade 7, yaitu Rp 2,8 juta. Ada juga uang lauk pauk di kisaran Rp 700 ribu. Jadi secara total, gaji dan tunjangan saya menyentuh angka Rp 7 jutaan sebulan.

Jangankan untuk berhidup mewah seperti segelintir ASN yang jam tangannya saja seharga rumah saya, yang saya harus cicil 15 tahun. Rumah itu ala kadarnya, dengan bahan-bahan rapuh sehingga waktu daerah tempat tinggal saya diguncang gempa beberapa waktu lalu, rumah tersebut langsung pecah temboknya di sana sini.

ASN yang bergaya hidup mewah sungguh membuat saya terherah-heran, tertegun sekaligus tidak habis pikir. Dari mana uang mereka? Apakah warisan dari keluarga yang memang sudah kaya tujuh turunan?

Kebingungan saya bertambah saat saya harus melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak. Apa yang saya harus isi di kolom harta? Rumah sederhana yang saya tempati saat ini masih dicicil bayarannya.

Setelah menyelesaikan S3, saya setiap hari naik angkot. Sepeda motor satu-satunya yang saya punya sudah tidak bisa dipakai. Walhasil laporan SPT saya kosong. 

Rasanya keliru jika hujatan dialamatkan pada ASN secara keseluruhan. Saya yakin masih lebih banyak ASN berintegritas ketimbang yang keblinger.

ASN yang melihat celah yang bisa dimanipulasi dan digunakan untuk korupsi sesungguhnya berkaitan erat dengan prinsip dan karakter. Walaupun ASN mendapatkan tempat dan kedudukan yang basah, jika masih takut kepada Tuhan, saya yakin tidak akan melakukan korupsi.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com