Untuk mencegah penderita stroke mengalami depresi yang serius dan dalam jangka waktu lama, pasien harus segera menjalani program pemulihan. Beberapa metode yang dilakukan adalah terapi fisik dan bicara.
Menurut ahli saraf vaskular di UT Health Memorial Hermann-Texas Medical Center di Houston, AS Sunil Sheth, depresi dapat membuat penderita stroke sulit bersedia menjalani terapi pemulihan.
"Itu dapat memengaruhi seberapa banyak Anda membaik atau tidak,” tegas Sheth.
Padahal menurutnya, pasien yang segera menjalani perawatan akan cepat sembuh hanya dalam waktu enam minggu hingga sekitar enam bulan pasca-stroke.
Selain terapi fisik, mereka juga akan menjalani terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengurangi gejala depresi dan kecemasan pasca-stroke.
Dalam program ini, psikolog akan memeriksa pikiran, perasaan, dan perilaku pasien stroke. Mereka juga mungkin akan diberikan obat untuk memulihkan kondisinya.
Depresi yang dialami pasien stroke bukanlah hal sepele. Ini karena mereka berisiko lebih tinggi untuk kambuh dan meninggal akibat stroke karena mengalami depresi.
Untuk itu, mereka memerlukan dukungan dari orang di sekitarnya. Semakin baik perasaan penderita stroke di kepala dan hatinya, semakin cepat tubuhnya akan pulih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.