Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Petisi "Stop Willow Project", Proyek Pengeboran Minyak di Alaska, Mengapa?

Kompas.com - 20/03/2023, 12:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial Twitter, ramai ajakan dari warganet untuk menandatangani petisi online "stop the willow project" di situs change.org.

Adapun informasi adanya petisi "stop the willow project" itu dibagikan salah satu warganet melalui akun Twitter @tanyakanrl pada Minggu (19/3/2023).

"Yuk tanda tangan petisinya guys," demikian keterangan yang dituliskan akun Twitter @tanyakanrl.

Hingga artikel ini ditulis, sudah ada sekitar 1.256.091 orang yang meneken petisi tersebut dengan target sebanyak 1.500.000.

Diketahui, petisi "stop the willow project" dibuat pada 3 minggu lalu oleh pengguna dengan akun Amelia Estrada.

Lantas, apa itu Willow Project dan mengapa ramai-ramai ditolak?

Mengenal willow project

Dilansir dari New York Post, Willow Project adalah proyek pengeboran minyak besar-besaran di Alaska yang telah disetujui pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Senin (13/3/2023).

Hal itu membuat Biden berada pada jalur yang bertentangan dengan faksi paling kiri dari partai penyokongnya, Partai Demokrat.

Willow Project mendapat kecaman dari kelompok lingkungan yang telah menuduh Biden mengingkari janji kampanye untuk memerangi perubahan iklim dan mengakhiri pengeboran di lahan publik.

Baca juga: Ramai soal Wali Kota Boston AS Disebut Berasal dari Yogyakarta, Begini Faktanya

Di bawah rencana yang diumumkan oleh Departemen Dalam Negeri, ConocoPhillips yang berbasis di Houston, AS diizinkan mengebor di tiga lokasi di Alaska’s North Slope.

Semuanya berjumlah 219 titik, tetapi agen federal menolak proposal perusahaan untuk dua lokasi lainnya.

ConocoPhillips, yang berusaha mengembangkan sewa minyak dan gas yang dibelinya pada 1990-an, juga harus menyerahkan hak atas sekitar 68.000 hektar di National Petroleum Reserve Alaska.

Baca juga: Penyebab Silicon Valley Bank AS Bangkrut, Naiknya Suku Bunga dan Nilai Saham yang Anjlok

180.000 barel minyak per hari

Nilai Willow Project mencapai 8 miliar dollar AS, menurut ConocoPhillips.

Proyek ini juga dapat memproduksi hingga 180.000 barel minyak per hari dan menciptakan sebanyak 1.800 pekerjaan selama konstruksi.

Selain itu, 300 pekerjaan jangka panjang, serta menghasilkan royalti dan pendapatan pajak miliaran dolar untuk negara bagian dan pemerintah federal.

Baca juga: BPOM AS Tolak Perusahaan Elon Musk Uji Coba Tanam Chip ke Otak

Willow Project meningkatkan krisis iklim

Penasihat Natural Resources Defense Counsel atau Pertahanan Sumber Daya Alam mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa mereka akan terus melawan proyek tersebut.

"Ini akan meningkatkan krisis iklim dan mengunci kita selama beberapa dekade ketergantungan pada eksekutif Big Oil yang bertekad menghancurkan planet ini," kata organisasi tersebut.

Pertarungan belum berakhir dan kami akan mempertimbangkan setiap alat yang tersedia untuk menghentikan bom iklim ini," sambungnya.

Direktur Eksekutif Sierra Club Ben Jealous juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dengan memberikan lampu hijau kepada Proyek Willow, hampir mustahil untuk mencapai tujuan iklim yang ditetapkan untuk lahan publik.

"Sementara kami merayakan perlindungan administrasi yang tak tertandingi untuk bentang alam dan perairan Alaska, keputusan untuk menyetujui Proyek Willow mungkin akan menghapus banyak manfaat iklim dan ekologis ini," katanya.

Baca juga: Presiden AS Bakal Punya Pesawat Air Force One Baru, Apakah Warnanya Berubah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Tren
Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Tren
10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com