Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes Tipe 2: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, Komplikasi, dan Pencegahannya

Kompas.com - 20/03/2023, 09:06 WIB

KOMPAs.com - Diabetes tipe 2 adalah kondisi umum yang menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah menjadi terlalu tinggi.

Diabetes tipe 2 disebabkan karena insulin yang dibuat oleh pankreas tidak dapat bekerja dengan baik, atau pankreas tidak dapat membuat cukup insulin. Sehingga, menyebabkan kadar glukosa (gula) darah terus meningkat.

Selain itu, diabetes tipe 2 juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah serius dengan mata, jantung, dan saraf.

Baca juga: Pengertian Diabetes: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatannya

Lantas, apa saja gejala, penyebab, serta pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita diabetes tipe 2?

Gejala diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 memiliki gejala yang sering kali berkembang secara perlahan. Namun, tanpa disadari, seseorang bahkan bisa hidup dengan diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun.

Dikutip dari Web MD, berikut adalah gejala yang mendasari diabetes tipe 2, meliputi:

  • Meningkatnya rasa haus.
  • Sering buang air kecil.
  • Meningkatnya rasa lapar.
  • Penurunan berat badan secara signifikan.
  • Kelelahan.
  • Penglihatan kabur.
  • Penyembuhan luka yang lambat.
  • Infeksi.
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
  • Area kulit yang menghitam, biasanya di ketiak dan leher.

Baca juga: 8 Gejala Diabetes Beserta Faktor Risikonya

Penyebab diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 terutama disebabkan oleh dua masalah:

  • Sel-sel di otot, lemak, dan hati menjadi kebal terhadap insulin. Akibatnya, sel-sel tidak menyerap cukup gula.
  • Pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang sehat.

Sementara itu, kelebihan berat badan dan tidak aktif bergerak adalah faktor utama yang juga berkontribusi dalam pengembangan penyakit ini.

Faktor risiko diabetes tipe 2

Ketahui 3 Komplikasi Obesitas pada Anak yang Mengancam Jiwa Ketahui 3 Komplikasi Obesitas pada Anak yang Mengancam Jiwa
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, meliputi:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas adalah risiko utama.
  • Distribusi lemak, terutama di perut dapat meningkatkan risiko yang lebih besar. Risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi pada pria dengan lingkar pinggang di atas 40 inci (101,6 cm) dan pada wanita dengan ukuran pinggang di atas 35 inci (88,9 cm).
  • Tidak aktif bergerak dapat menjadi risiko berkembangnya diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel lebih sensitif terhadap insulin.
  • Risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki riwayat keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2.
  • Ras dan etnis juga berpengaruh pada faktor risiko diabetes tipe 2. Meskipun tidak jelas mengapa, orang dari ras dan etnis tertentu termasuk orang kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika dan Asia, dan Kepulauan Pasifik lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 daripada orang kulit putih.
  • Peningkatan risiko juga dikaitkan dengan rendahnya kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol “baik” dan tingginya kadar trigliserida.
  • Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35 tahun.
  • Prediabetes juga memiliki peran untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Prediabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Jika tidak diobati, prediabetes sering berkembang menjadi diabetes tipe 2.
  • Risiko terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi pada orang yang menderita diabetes gestasional saat hamil dan pada mereka yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon (4 kilogram).
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik atau kondisi yang ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas meningkatkan risiko diabetes.

Tidak ada obat untuk diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan, makan dengan baik dan berolahraga dapat membantu mengelola penyakit ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+