Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Desa di Jepara Iuran Perbaiki Jalan Kabupaten yang Rusak Parah Bertahun-tahun

Kompas.com - 16/03/2023, 08:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Solikul Hadi (39), pria asal Desa Darmawulan RT 3 RW 3, Kecamatan Keling, Kabupaten Japara, Jawa Tengah membagikan kisahnya memperbaiki jalan rusak secara swadaya bersama warga setempat.

Melalui rekaman video berdurasi 30 detik yang diunggah di Twitter, Solikul bersama warga lainnya bergotong royong memperbaiki jalan penghubung desa, Minggu (12/3/2023) mulai pukul 7.00-16.00 WIB.

Hingga Rabu (15/3/2023), video tersebut sudah dilihat hingga 84.900 kali.

Baca juga: Beda Kunjungan Jokowi di Blora dan Sragen, Jalanan Becek Vs Jalanan Mulus

Warga iuran 

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Solikul Hadi mengatakan, perbaikan jalan tersebut dilakukan menggunakan uang pribadi dari para warga.

"Kesepakatan kemarin itu setiap KK (kepala keluarga) iuran Rp 10.000. Tapi untuk yang punya kendaraan roda empat dan selebihnya itu lebih dari Rp 10.000," ujarnya, Senin (13/3/2023).

Adapun jumlah total hasil iuran tersebut, Solikul mengaku belum mengetahui secara pasti.

"Dari bendahara belum ada laporan. Nanti waktu pertemuan RT baru ada laporan," ujarnya.

Baca juga: Laporkan Jalan Rusak di Jateng melalui Aplikasi Jalan Cantik, Ini Caranya!

Jalan sudah 3 tahun rusak parah

Solikul menceritakan, perbaikan jalan penghubung antar desa di wilayah RW 3 Desa Darmawulan itu diinisiasi oleh para warga.

Sebab, hampir tiga tahun lamanya, kondisi jalan tersebut rusak parah dan berlubang tanpa ada upaya perbaikan, baik dari pihak desa maupun pemerintah kabupaten.

Padahal, jalan itu merupakan satu-satunya akses warga Darmawulan untuk keluar dari desa.

"Memang tidak ada anggaran dari desa maupun dari pemerintah," kata Solikul.

Baca juga: BPS: 31,9 Persen Jalan di Indonesia Rusak, Apa Penyebabnya?

Selama ini, jalan rusak itu hanya ditutupi dengan batu ataupun kerikil.

Dikhawatirkan, hal itu bisa membahayakan pegendara yang lewat.

"Karena di sini kan banyak pengangkut hasil kebun, seperti kayu sengon, kopi, hasil pertanian. Kalau tidak diperbaiki itu membahayakan mobil-mobil yang ngangkut hasil dari pertanian," terang Solikul.

Selain itu, jalan penghubung tersebut juga membelah perbukitan sehingga banyak turunan tajam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Sebabkan TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com