Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sedang Menelepon, Orang Akan Menerima Apa Pun yang Disodorkan kepada Mereka, Mengapa Begitu?

Kompas.com - 15/03/2023, 14:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan beberapa orang yang sedang menelepon mau menerima barang apa pun yang diberikan oleh orang lain, viral di media sosial Twitter.

Unggahan tersebut dibagikan akun ini pada Selasa (14/3/2023).

"Aku dengar orang-orang akan mengambil apapun yang kamu berikan kepada mereka saat mereka sedang menggunakan telepon," tulis pengunggah.

Dalam video itu, terlihat seseorang yang merekam video memberikan berbagai barang acak kepada orang-orang yang sedang menggunakan ponsel mereka.

Orang yang diberi langsung menerima barang tersebut meski menunjukkan wajah bingung dan tidak mengerti.

Unggahan itu pun mendapatkan komentar dari warganet lainnya.

"Manusia cenderung menerima sesuatu ketika ditawari sesuatu melalui telepon," tulis akun ini.

"Aku mencobanya dan berhasil pada bosku," kata akun ini.

Hingga Rabu (15/3/2023) pagi, unggahan tersebut telah tayang sebanyak 3,6 juta kali, disukai 39.100 orang, dan diunggah ulang oleh 3.898 akun.

Lalu, apa yang menyebabkan orang mau menerima apa saja ketika sedang menggunakan telepon?

Baca juga: Sulit Fokus? Coba Konsumsi 9 Minuman Ini!


Selective attention

Ilustrasi teleponHassan OUAJBIR Ilustrasi telepon
Psikolog perkembangan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Berliana Widi Scarvanovi mengungkapkan bahwa situasi tersebut dinamakan dengan selective attention atau pusat perhatian yang selektif.

Menurutnya, situasi itu terjadi ketika seseorang menerima dua atau lebih sumber informasi.

"Dia harus fokus pada salah satu yang dianggap lebih penting dibandingkan yang lain," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Berliana menjelaskan, hal yang lebih penting akan mendapatkan fokus dan perhatian lebih besar dibandingkan hal-hal yang dianggap tidak terlalu penting.

Ia mencontohkan, orang dalam video Twitter di atas mendapatkan stimulus pertama dari telepon yang digunakan. Saat itu, ia berada dalam situasi yang sangat fokus.

"Ketika orang telepon biasanya memang dia sangat fokus pada teleponnya, apa yang dikatakan oleh orang ditelepon," tambahnya.

Ketika ada orang yang memberikan benda lain seperti boneka, hal itu dianggap stimulus baru yang tidak penting. Dia masih fokus pada stimulus pertamanya, yaitu telepon.

Karena kurang fokus pada stimulus baru, ia tidak akan memberikan perhatian penuh terhadap stimulus kedua.

"Kalau dikasih, berarti yang akan muncul adalah respons yang sifatnya refleks. Kalau dikasih, berarti diambil," lanjutnya.

Tindakan tersebut termasuk refleks dan tidak dipikirkan dulu sebelumnya. Setelah menerima barang itu, barulah dia akan berpikir dan merasa aneh terhadap pemberian tersebut

Baca juga: Ingin Pikiran Tenang dan Fokus di Hari Senin? Yuk Ikuti Cara Ini

Tidak multitasking

Huawei MatePad Pro 11 memiliki fitur multitasking Multi-Window yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi dalam mode split screen dan floating windown (jendela mengambang). Dengan fitur ini, pengguna bisa menggunakan empat aplikasi secara bersamaan.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Huawei MatePad Pro 11 memiliki fitur multitasking Multi-Window yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi dalam mode split screen dan floating windown (jendela mengambang). Dengan fitur ini, pengguna bisa menggunakan empat aplikasi secara bersamaan.
Sementara itu, psikolog Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo mengatakan, kondisi tersebut terjadi akibat perbedaan fokus seseorang.

"Kalau seseorang itu fokus memusatkan perhatian pada satu hal maka seperti ada tombol on dan off. Ketika saya lagi on mengurus hal apa maka fokus ke yang lain jadi off," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Ia mencontohkan, orang yang memasak cenderung fokus pada apa yang ia lihat daripada ia dengar. Hal ini akan membuatnya cuek ketika dipanggil orang lain.

Kondisi ini, menurutnya, berbeda dari orang yang multitasking. Orang yang multitasking terbiasa melakukan berbagai kegiatan sekaligus.

"Kalau sudah terbiasa dan hafal, bisa melakukan 2 bahkan 3 pekerjaan secara bersamaan. Itu karena sudah dilakukan berkali-kali dan tidak membutuhkan fokus," lanjutnya.

Namun, bagi orang yang tidak sanggup multitasking, ia hanya akan fokus kepada satu hal saja. Sementara fokus di hal lain akan ia hentikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com