Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Drama Korea adalah tontonan hiburan bagi banyak orang. Kini, tak hanya masyarakat Negeri Ginseng saja yang bisa menikmatinya, melainkan juga masyarakat global. Beragam genre dan premis yang disajikan membuat para penonton pun bisa memilih tontonan yang mereka ingin saksikan.
Salah satu genre populer yang juga banyak disukai oleh berbagai kalangan adalah makjang. Drama dengan genre yang penuh intrik ini selalu menyajikan alur yang menguji kesabaran, seperti SKY Castle atau The Penthouse.
Tahun ini pun akan ada drama makjang yang ditunggu-tunggu, salah satunya adalah Pandora: Beneath the Paradise. Dalam Kamjagiya Korea! episode “Drama Makjang, Pandora: Beneath the Paradise!” dengan tautan akses dik.si/KamKorPandora, dijelaskan bahwa drama ini memiliki premis balas dendam yang kental.
Mengutip Asia Society, meski drama Korea memiliki alur yang lebih lemah, tetapi mereka mampu menarik banyak penonton melalui akting pemainnya yang kuat. Inilah alasan mengapa drama Korea bergenre makjang menampilkan banyak adegan, seperti jeda dramatis atau kilas balik.
Baca juga: Unlocked dan Kisah Nyata Kejahatan Siber di Korea
Biasanya, protagonis dalam drama makjang memiliki latar belakang yang menyedihkan. Ia juga akan ditunjukkan sebagai sosok yang sering dan mudah ditindas oleh orang yang lebih berkuasa. Selain itu, ia digambarkan dengan sifat yang teramat baik meski telah dijahati.
Sementara itu, tokoh antagonis akan berperilaku sebaliknya. Ia akan digambarkan sebagai sosok yang kejam nan bengis.
Jalan ceritanya pun bisa dibilang tak masuk akal karena ada banyak adegan yang membuat penonton tercengang. Misalnya, tokoh protagonis diceritakan meninggal dengan kondisi yang parah, namun tiba-tiba saja ia kembali hidup saat aksi balas dendam dimulai.
Dalam sumber yang sama, menurut Sean Kim Sea Yeon, Chief Strategy Officer (CSO) Chorokbaem Media, ketidakrealistisan ini didukung oleh alur yang menguras empati, “Meskipun drama makjang memiliki plot yang tidak realistis, namun penting untuk membangun empati agar sukses. Jika penonton tidak bisa berempati dengan ceritanya, itu jadi sia-sia.”
Dalam Kim (2022), drama makjang dimulai pada pertengahan 2000 sampai awal 2010-an dengan beberapa drama, seperti First Wives Club, Temptation of Wife, Wang’s Family, dan Jang Bo-Ri Is Here yang mengikat penonton hingga lebih dari 40 persen.
Namun, berbagai kritikus dan media justru mencela alur yang tidak realistis. Mereka pun melabelkan drama-drama ini sebagai “serial drama televisi yang penonton senang tonton sambil memaki mereka” hingga “serial televisi yang menyebabkan kanker bagi penonton” karena penonton sulit memahami karakter dan jalan ceritanya.
Terlepas dari berbagai kontroversi, drama makjang tetap menjadi salah satu genre utama televisi di Korea. Berbeda dari drama Korea lainnya yang memiliki 16 episode, serial drama makjang sering disiarkan selama hari kerja dan malam akhir pekan hingga mencapai 50 sampai 120 episode.
Baca juga: Skandal Narkoba Yoo Ah In dan Fenomena Cancel Culture di Korea
Banyak penulis skenario, seperti Kim Soon Ok dan Moon Young Nam, yang awalnya dikritik karena skrip makjang mereka, kini mulai memadukan genre lain, seperti thriller dan kriminal. Bahkan, drama-drama makjang kini dapat diakses dengan mudah di berbagai platform streaming di Indonesia dan mendapat rating cukup tinggi.
Setelah membicarakan soal kemunculan drama makjang, saatnya menonton drama genre ini. Berikut adalah tiga rekomendasi drama makjang yang bisa kalian coba.
Pertama adalah The Penthouse. Drama dengan tiga musim ini mengisahkan dinamika kehidupan keluarga kelas atas beserta anak-anak mereka yang tinggal di Hera Palace. Para keluarga itu pun memiliki masalah dan intriknya masing-masing.