Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Sering Masturbasi Bisa Memengaruhi Kualitas Sperma, Benarkah?

Kompas.com - 10/03/2023, 12:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Namun, ia mengatakan bahwa kondisi tersebut adalah reversibel yang artinya bisa berubah tergantung pada sering atau tidaknya ejakulasi dilakukan.

"Ketika spermatoza berkurang, maka dapat mengakibatkan efek yang lebih serius lagi, yaitu disfungsi ereksi tipe psikogenik," jelas Ponco.

Disfungsi ereksi tipe psikogenik adalah kondisi saat seorang laki-laki tidak mampu untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis, salah satunya bisa dikarenakan sering masturbasi.

Ponco menyampaikan, jika hal tersebut terus berlanjut, maka bisa terjadi kesenjangan antara yang dibayangkan saat masturbasi dengan saat melakukan hubungan seks dengan pasangan.

Baca juga: 6 Manfaat Daun Katuk, Tingkatkan Volume ASI hingga Sperma

Bisa menggangu kesuburan dan kualitas sperma

Senada, dokter Spesialis Endoskopi Ginekologi Reproduksi dan Infertilitas Indra Adi Susianto mengatakan, laki-laki yang sering masturbasi dapat memengaruhi kesuburannya.

"Bisa berpengaruh, hal ini dikarenakan untuk kesuburan dibutuhkan sperma yang fresh dan baik," ujarnya terpisah, Kamis (9/3/2023).

"Untuk menghasilkan sperma yang baik dalam proses penuhnya bisa memakan waktu sekitar 64 hari agar bisa meregenerasi sperma konstan untuk mengisi epididimis dengan sperma segar," katanya.

Di sisi lain, ejakulasi yang lebih sering dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma dalam sekali ejakulasi.

Baca juga: Kebaya Merah dan Sederet Kasus Konten Porno yang Pernah Gemparkan Publik

Indra menjelaskan bahwa tubuh akan menghasilkan sperma segar setiap hari, dan pasokan sperma dapat diisi kembali setidaknya setiap 64 hari.

"Jika terlalu sering masturbasi, sperma yang keluar jadi tidak baik alias masih belum cukup (karena butuh 64 hari proses). Sehingga hal itu akan berpengaruh terhadap kualitas sperma" jelasnya.

Untuk itu, Indra menghimbau untuk menghentikan kebiasaan masturbasi dengan mengalihkannya kepada aktivitas yang positif.

Selain itu, rajin berolahraga, mengonsumsi vitammn D, dan mengurangi kebiasaan merokok serta minum-minuman keras juga dapat membantu dalam proses untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Baca juga: Dampak Video Porno untuk Anak di Bawah Umur

Bahaya menonton film porno

Diberitakan Kompas.com (10/2/2023), psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan, orang yang memiliki ketergantungan menonton film porno bisa membuat mereka lebih malas dalam melakukan berbagai kegiatannya.

Selain itu, orang tersebut juga akan terus ketagihan dan bergantung pada film tersebut. Kecanduan film porno dapat memengaruhi fungsi otak dalam bekerja.

Otak akan merekam apa yang dibaca, dilihat, dan didengar, sehingga hal ini bisa berdampak pada ingatan seseorang.

"Sistem kerja otak itu, ketika kita sudah terbiasa melakukan sesuatu dan dianggap sebagai hal yang menyenangkan bagi kita, maka otak akan merekam kuat ingatan itu dan menjadikannya memori yang menyenangkan untuk dilakukan kembali," kata Ratna.

Selain itu, film porno juga bisa menyebabkan seseorang menjadi stres dan tertekan.

Pada remaja, hal itu akan mengganggu fokusnya dalam belajar. Jika perilaku ini terus dilakukan, maka bisa menyebabkan stres dan bisa berujung pada depresi.

Baca juga: Apa Dampak dari Sering Nonton Film Porno pada Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com