Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Rusuh Even Trail Ranca Upas, Kronologi, dan Edelweis Rusak

Kompas.com - 09/03/2023, 07:47 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

2. Penanggung jawab diamankan

Anjar mengatakan, buntut dari peristiwa ini, S yang merupakan penanggung jawab kegiatan diamankan.

"Ya sudah diamankan penanggung jawabnya, warga Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali," kata dia.

Ia menuturkan, kemungkinan acara ini diselenggarakan tanpa adanya survei kelayakan jalur terlebih dahulu.

"Diduga tidak adanya survey terlebih dahulu oleh IMI (Ikatan Motor Indonesia) terkait kelayakan jalur yang digunakan," ujarnya.

3. Jumlah peserta membludak

Manager Site Kampung Cai Ranca Upas Argo Wibowo menyebut secara administrasi, pihak penyelenggara sudah memenuhi semua perizinan yang disyaratkan yakni untuk 700 peserta.

"Semua izin itu sebelum event ini dilaksanakan sudah ada ada komplit, dari IMI, desa, kecamatan, Kepolisian, makanya ketika kami tahu ada peserta 700 yang masuk kita anggap panitia profesional, karena perizinan sudah komplit," tutur Argo dikutip dari Kompas.com (6/3/2023).

Namun dia mengaku kecolongan karena yang terjadi di lapangan jumlah peserta yang ikut event motor trail ini melebihi kemampuan jumlah yang tertera dalam perizinan.

"Kalau awalnya panitia menyampaikan ke saya dengan bahasa estimasi waktu hari Jumat terakhir dengan saya itu sekitar 700 orang tapi ketika dicek ke lapangan sekitar 1.600 orang peserta, jadi over loud juga," ungkapnya.

Menurutnya Perhutani dan Ranca Upas sudah memberikan ketentuan mengenai larangan-larang kepada pihak penyelenggara yang sudah tertuang dalam surat izin.

@mang_uprit_mangprang79

biar semua paham dan mengerti. bunga rawa atau edelweis rawa tumbuh di dua negara, termasuk Indonesia, di Indonesia pun hanya ada di rawa Ranca Upas sama Ciharus Kamojang Garut. saya ambil bunga dan saya lestarikan saya perbanyak dengan cara pengembang biakan dari tunas. semoga semua paham kenapa saya marah di acara event trail Ranca Upas

? suara asli - Uprit mangprang

4. Lahan edelweis rusak

Akibat event trail di Ranca Upas ini, lahan edelweis rawa di Ranca Upas rusak. Argo mengatakan, rusaknya lahan savana bunga rawa ini karena peserta trail melenceng dari jalur yang sudah ditentukan.

"Jadi kemarin itu ada event motor trail pada tanggal 5 Maret 2023 yang bisa dikatakan ada kesalahpahaman antara penyelenggara event dan peserta. Karena tidak adanya panitia di jalaur, peserta motor trail jadi mabal (menyimpang) dari jalur dan memasuki kawasan savana yang mana di sana ada bunga rawa itu," katanya dikutip dari Kompas.com (8/3/2023).

Menurut Argo, di Ranca Upas total ada lahan seluas 1,5 hektare yang ditanami edelweis. 

Akibatnya hamparan bunga yang dinyatakan langka itu rusak parah dan memicu kemarahan pembudidaya bunga edelweis tersebut.

5. Statemen Bupati Bandung

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku geram dengan kejadian even trail yang sampai menyebabkan rusaknya lahan di kawasan Ranca Upas.

"Terkait video yang ramai beredar di Sosial Media tentang Event "Rancaupas Camping adventure explore 2023" di Rancaupas yang merusak Alam dan Hutan, tentunya, saya sangat menyayangkan dan mengecam keras kejadian ini," kata Dadang dikutip dari Kompas.com (8/3/2023).

"Ku urang dimumule leuweung teh, ku aranjeun dirusak (Oleh kami dirawat, oleh kalian dirusak)," ujarnya.

Dia pun menegaskan pemerintah Kabupaten Bandung tidak pernah mendukung dan memberikan izin terhadap kegiatan yang merusak lingkungan dan hutan.

Dadang juga mengeklaim logo Pemkab Bandung yang dicatut di flyer acara tersebut, tanpa sepengetahuanya.

"Kita pastikan bahwa logo pemkab bandung dicatut tanpa izin, tentunya kami sangat merasa dirugikan dengan kejadian ini," ujarnya.

Dia  meminta panitia acara dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara bertanggung jawab.

Baca juga: Kisah Mang Uprit, Penanam Edelweis Rawa di Ranca Upas yang Berjuang Sendiri dari Nol Melawan Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com