KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut bahwa awal buka taksi di Jepang sudah langsung dikenai tarif Rp 1,4 juta, ramai di media sosial.
Video tersebut awalnya diunggah oleh akun TikTok Ibnuwardani dan diunggah ulang oleh sejumlah akun media sosial.
"Kita buka pintu taksi aja di Jepang itu harus sudah bayar Rp1,4 juta. Bayangin, baru buka pintu taksi doang," ujarnya dalam video tersebut.
Unggahan tersebut lalu viral di media sosial dan banyak mendapat komentar beragam warganet. Termasuk mempertanyakan kebenaran informasi tersebut.
Baca juga: Misteri Owa di Kebun Binatang Jepang, Tinggal Sendiri Tiba-tiba Bunting dan Melahirkan
Klo liat full video nya, dia ngereview sebelum ke jp, dimana2 org review setelah pergi kesana ga sih?
Terus dia bilang cuma buka pintu taxi di jepang harganya 1.4 juta, yg part ini banyak di komen sm org2 indo di jp ternyata byk yg bilang ga bnr ???? pic.twitter.com/PdY93EcwnC
— N (@nnnnnadia_) March 4, 2023
Lihat postingan ini di Instagram
Benarkah baru buka taksi di Jepang sudah dikenai tarif awal Rp 1,4 juta?
Menurut salah satu tour guide di Jepang, Yuki menyebutkan, tidak benar jika baru buka taksi di Jepang sudah dikenai tarif hingga Rp 1,4 juta.
Yuki mengatakan, tarif taksi di setiap provinsi bisa berbeda-beda. Namun sudah ada aturan tarif taksi yang bisa dilihat salah satunya di situs taxisite.com.
Dia mengatakan, tarif taksi wilayah Tokyo untuk tarif awal saat buka taksi adalah 500 Yen atau sekitar Rp 56.000.
Tarif tersebut berlaku untuk jarak hingga 1.096 meter.
"Tarif tambahan 100 yen untuk setiap 255 meter sesudahnya. Tarif gabungan jarak waktu, dan tambahkan 100 Yen untuk setiap 1 menit 35 detik," kata Yuki kepada Kompas.com.
Menurutnya tidak benar jika tarif awal saat buka taksi sudah dikenai tarif Rp 1,4 juta.
Dia mengatakan, informasi yang tidak benar terkait tarif tersebut menurutnya bisa berdampak pada keinginan orang-orang untuk berkunjung ke Jepang.
"Iya, tidak benar. Saya kaget sekali ya kalau tarifnya Rp 1,4 juta. Karena berita tidak benar bisa bikin orang-orang jadi enggan ke Jepang," tuturnya.
Baca juga: Arkeolog Jepang Temukan Pedang di Makam Kuno Berusia 1.600 Tahun
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.