Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kompas dan Geomagnetika

Kompas.com - 05/03/2023, 17:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NAMA media yang sedang Anda baca ini berasal dari sebuah benda peradaban yang disebut sebagai kompas. Pada hakikatnya kompas memang merupakan penemuan teknologi yang memiliki makna sangat penting bagi peradaban umat manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna kata kompas adalah: 1 alat untuk mengetahui arah mata angin (biasanya berbentuk seperti jam yang berjarum besi berani yang menunjuk arah utara dan selatan); 2 pedoman arah.

Secara fisikal, fungsi kompas terkait pada apa yang disebut sebagai medan magnet bumi yang juga disebut geomagnetika sebagai medan magnet yang menjangkau bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu dengan radiasi matahari.

Besaran medan magnet bervariasi antara 25 hingga 65 mikrotesla. Kutub-kutub geomagnetika diperkirakan miring sepuluh derajat terhadap poros bumi, dan terus bergerak akibat pergerakan besi paduan cair di dalam inti luar bumi.

Kutub magnet bumi bergerak begitu lambat sehingga kompas masih dapat berfungsi karena mampu mengadaptasikan diri dengan baik sejak digunakan pertama kali pada abad ke 11.

Namun, menurut para paleontolog, setiap beberapa ratus ribu tahun sekali, kutub geomagnetika berbalik antara utara dan selatan.

Pembalikan ini terekam di dalam pola bebatuan purbakala bumi yang mengandung unsur yang bersifat ferromagnetik. Pergerakan lempeng benua juga dipengaruhi oleh medan magnet.

Studi mengenai medan magnet Bumi pada masa lalu disebut dengan Paleomagnetisme. Kekutuban medan magnet bumi terekam dalam bebatuan, dan pembalikan medan magnet bumi terkemas di dalam garis-garis yang terbentuk ketika pembentukan bebatuan terjadi.

Paleomagnetisme juga dapat menjadi sarana perekaman kronologi batuan dan sedimen.

Lapisan di atas ionosfer yang disebut sebagai magnetosfer, adalah lapisan di mana medan magnet melindungi Bumi dari radiasi kosmik yang dapat mengionisasi setiap partikel di atmosfer dan membuatnya terlepas dari medan gravitasi.

Tanpa magnetosfer, atmosfer bumi termasuk lapisan ozon akan hilang dan menjadikan kehidupan di Bumi mustahil dapat berkembang sekompleks sekarang.

Geomagnetika memantulkan angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi lapisan atmosfer bumi.

Gas-gas yang tersentuh angin matahari dapat terperangkap dalam gelembung medan magnet yang dapat terbawa arus angin matahari, sebuah proses yang sementara ini diduga oleh para eksogeolog pernah terjadi di planet Mars.

Manusia telah menggunakan kompas yang bergantung pada medan magnet bumi untuk menentukan arah, sejak abad ke XI masehi.

Secara naluriah marga satwa juga memanfaatkan medan geomagnetika sebagai sarana orientasi untuk bermigrasi secara tepat waktu dan tepat arah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com