Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Fenomena Kesurupan: Mistis atau Medis?

Kompas.com - 02/03/2023, 21:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Penggemar cerita horor dan kisah mistis pasti sudah tak asing dengan fenomena kesurupan atau possesion. Kondisi ini selalu dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat mistis atau tak kasatmata.

Banyak yang percaya jika penyebab kesurupan dikarenakan tubuhnya dirasuki atau dikendalikan oleh hal-hal gaib, seperti roh atau hantu. Hal ini juga terjadi dalam siniar Tinggal Nama episode “Nyonya Dokter Kesurupan (Pt.1)” dengan tautan akses dik.si/TNS5E3.

Namun, benarkan fenomena ini terjadi karena adanya gangguan dari makhluk tak kasat mata? Lantas, bagaimana ilmu medis menjelaskan fenomena ini?

Fenomena Kesurupan Menurut Medis

Kesurupan dipahami sebagai kondisi seseorang kerasukan hantu atau roh jahat. Namun, di mata medis, fenomena ini disebut sebagai possession trance disorder. Gangguan mental ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor sosial dan psikologis.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), possession trance disorder termasuk ke dalam gangguan disosiatif, yaitu gangguan mental yang ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh integrasi akan pikiran, memori, identitas diri, kontrol gerakan tubuh, serta lingkungan sekitar.

Baca juga: 3 Psikopat Dunia yang Sejak Kecil Gemar Membunuh Hewan

Menurut laporan Eastern Journal of Medicine, kasus ini lebih banyak dijumpai di negara dunia ketiga dan negara-negara bagian timur dibandingkan negara bagian barat.

Bahkan, di India kesurupan merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih satu hingga empat persen dari populasi umum.

Dalam International Classification of Diseases 11th (ICD 11), menjelaskan gangguan kesurupan (possession trance disorder) ditandai dengan perubahan kesadaran individu, identitas individu tersebut kemudian tergantikan oleh identitas kepemilikan eksternal sehingga perilaku individu dikendalikan oleh hal di luar kesadaran dirinya.

Dikutip dari Psycnet, pada umumnya individu yang mengalami possession trance disorder menunjukkan gejala seperti berikut.

  1. Kehilangan kendali atas tindakan yang dilakukan.
  2. Kehilangan kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
  3. Kehilangan memori atau ingatan.
  4. Kehilangan identitas pribadi.
  5. Kesulitan konsentrasi.
  6. Sulit membedakan kenyataan dan imajinasi.
  7. Perubahan nada dan suara.
  8. Perubahan perilaku.
  9. Keyakinan yang kuat bahwa terjadi perubahan penampilan tubuh.

Penyebab Kesurupan

Hingga saat ini, penyebab possession trance disorder belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa memengaruhi berkembangnya gangguan mental ini.

  1. Faktor lingkungan dan budaya.
  2. Faktor genetik dan keturunan.
  3. Stres psikososial, seperti kesulitan ekonomi, kematian kerabat dekat, serta konflik agama atau budaya.
  4. Peristiwa traumatis di masa lalu, terutama pada masa anak-anak, misalnya mengalami kekerasan seksual, terlibat perang, atau menyaksikan tindakan mengerikan lainnya.

Kesurupan Massal Terjadi Karena Mirroring

Ketika melihat orang kesurupan atau mengalami possession trance disorder, orang-orang disekitarnya cenderung akan merasa ketakutan dan bingung. Terlebih, jika orang kesurupan tersebut berbicara tak jelas, menjerit-jerit, dan merintih.

Ternyata, hal tersebut menjadi pemicu kesurupan massal. Ketika melihat orang kesurupan, otak akan menangkap hal tersebut seakan-akan kita sedang mengalaminya.

Baca juga: Mengenal Anxiety Disorder dan Jenis-jenisnya

Setelah itu, tubuh akan merespons dengan masuk ke fase tekanan. Dalam hal ini, kita bisa terbawa kondisi yang dilihat dan melakukan hal yang sama.

Hal tersebut yang menyebabkan banyak kasus kesurupan massal yang terjadi karena faktor mirroring atau pengaruh otak yang membuat kita seolah mengalami dan merasakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com