Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ganjar-Erick di Pilpres 2024, PAN Dinilai Menegaskan Diri sebagai Partai Penggembira

Kompas.com - 01/03/2023, 20:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, dukungan PAN untuk Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024 semakin menegaskan posisinya sebagai partai penggembira.

"Seolah menegaskan posisinya sebagai 'partai penggembira' yang berstatus sebagai 'makmum' dan belum siap menjadi 'imam' dalam kompetisi politik di Indonesia," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (1/3/2023).

Padahal, langkah ini sebelumnya pernah dikritik keras oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat berpidato di puncak acara HUT ke-50 partainya.

Saat itu, Megawati mengeluhkan perilaku partai-partai politik yang gemar 'mendompleng' popularitas kader partai lain.

Menurutnya, kritikan itu seolah mempertanyakan kualitas kaderisasi partai-partai lain yang tidak mampu mencetak kader potensial.

"Sentilan Megawati itu seolah relevan untuk ditanyakan kepada PAN yang kemarin mendukung Ganjar-Erick di hadapan Jokowi," jelas dia.

Baca juga: Dukung Ganjar Jadi Capres, PAN Dinilai Hanya Cari Perhatian Publik


Untung rugi

Kendati demikian, Umam melihat dukungan PAN terhadap Ganjar-Erick ini juga di satu sisi menghadirkan keuntungan.

Ia menjelaskan, PAN berharap bisa mendapatkan coattail effect dari elektabilitas Ganjar, sekaligus barangkali kemungkinan suntikan logistik dari Erick sebagai kompensasi transaksional atas dukungan tersebut.

Namun, di sisi lain, PAN harus ingat bahwa ada sekitar 60 persen lebih pemilih Muhammadiyah yang menjadi 'pasar' mereka, cenderung tidak memilih Ganjar.

"Jika konfigurasi pilihannya 3 capres yakni Ganjar, Anies, Prabowo, maka mayoritas pemilih Muhammadiyah lebih memilih Anies," ujarnya.

Artinya, harapan coattail effect dan dukungan logistik yang diperoleh PAN berkat dukungannya terhadap Ganjar-Erick, berpeluang dihadapkan pada tantangan split-ticket voting.

Tantangan serupa berpeluang juga dihadapi oleh PPP jika memutuskan mendukung Ganjar-Erick.

Baca juga: Dukung Ganjar Jadi Capres, Wasekjen PAN: Tak Mungkin Paksakan Bang Zul, Kita Realistis

Untuk itu, Umam mengingatkan bahwa tantangan ini harus benar-benar diantisipasi agar tidak berdampak signifikan terhadap perolehan suara partai.

Sebab, split-ticket voting bisa mengoreksi perolehan suara partai politik.

"Pengalaman PPP di Pemilu 2019 merupakan contoh riilnya, yang mana akibat dari split-ticket voting, akhirnya perolehan suara PPP anjlok dari 38 kursi di Pemilu 2014 menjadi 19 di Pemilu 2019," kata dia.

"Semua ini harus diantisipasi dengan baik, agar koreksi elektoral tidak terjadi di partai masing-masing," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan memberi dukungannya secara terang-terangan untuk Ganjar-Erick pada Pemilu 2024.

"Jalan-jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lunpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insya Allah Indonesia tambah Jaya," kata Zulhas di akhir pidatonya.

Namun, Zulkifli menyerahkan keputusan kepada Jokowi yang disebutnya sebagai panglima tertinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com