Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Air Laut Pantai Baron Terpisah Jadi Dua Warna, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 20/02/2023, 19:45 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar sebuah video yang memperlihatkan air laut di lepas Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terpisah menjadi dua warna.

Fenomena tersebut diunggah oleh akun @updatedisini dan sudah ditonton sebanyak 11.400 kali penayangan hingga Senin (20/2/2023).

"Penampakan Air Laut Dua Warna Di Perairan Gunungkidul," tulis akun tersebut dalam keterangan video pada Jumat (17/2/2023).

Lantas, kapan fenomena air laut di lepas Pantai Baron terpisah menjadi dua warna?

Baca juga: Hujan Deras, Aliran Sungai Bawah Tanah Pantai Baron Gunungkidul Meluap

Direkam oleh Satlinmas Pantai Baron

Fenomena terpisah air laut di lepas Pantai Baron sebelumnya direkam oleh Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Surisdiyanto.

Dilansir dari Kompas.com, Surisdiyanto merekam fenomena tersebut ketika ia menebar jala bersama nelayan pada Jumat (17/2/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

"Saat itu, kondisi air laut yang terbelah cukup terlihat dengan jelas," ujarnya pada Senin (20/2/2023).

Ia menambahkan, fenomena tersebut masih terjadi hingga Minggu (19/2/2023) namun perbedaan warnanya sudah mulai menipis.

Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Pantai Baron Gunungkidul Sejak Malam Tahun Baru

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Update Disini (@updatedisini)

Berasal dari luapan sungai bawah tanah Pantai Baron

Lebih lanjut, Surisdiyanto membenarkan bahwa fenomena terpisah air laut seperti yang ia rekam biasa terjadi ketika sungai bawah tanah yang bermuara di Pantai Baron meluap.

Semburan air sungai bawah tanah bahkan mencapai sela batuan seperti air terjun pada Kamis (16/2/2023) lalu.

"Saat intensitas hujan di kawasan utara tinggi, sungai bawah tanah yang bermuara di pantai Baron meluap maka ya seperti itu. Sebenarnya itu malah jadi unik, dan fenomena yang tidak dijumpai di kawasan lain kan," kata Surisdiyanto.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com