Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MinyaKita Langka di Pasaran, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 09/02/2023, 19:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minyak goreng bersubsidi yang diinisiasi pemerintah, MinyaKita, tengah mengalami kelangkaan.

Sebagaimana diketahui, produk tersebut diluncurkan pada 6 Juli 2022 bertujuan untuk mengatasi harga minyak goreng yang sempat naik drastis hingga Rp 25.000 per liter.

MinyaKita sesuai ketentuan pemerintah dijual dengan harga Rp 14.000 per liter.

Namun di beberapa daerah masyarakat mengeluhkan MinyaKita yang mulai langka tersebut. Kalaupun ada, harganya lebih tinggi.

Lantas, apa penyebab MinyaKita langka di pasaran?

Berikut sejumlah hal yang diduga menjadi penyebab MinyaKita langka di pasaran:

Baca juga: Cara Terbaru Beli MinyaKita, Pakai KTP dan Maksimal 5 Kg

Baca juga: Minyak Goreng Bersubsidi Minyakita Langka di Pasaran, Ternyata Ditimbun sejak Desember

1. Dugaan penimbunan

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/2/2023), MinyaKita langka di pasaran salah satunya diduga karena penimbunan.

Hal ini diketahui usai 500 ton atau 555.000 liter MinyaKita ditemukan menumpuk di salah satu perusahaan di lahan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda Cilincing Jakarta Utara.

Minyak tersebut ditemukan dalam gudang PT Bina Karya Prima (BKP), Cilincing.

Padahal, produk minyak goreng tersebut sudah diproduksi sejak Desember 2022. Namun hingga Februari 2023, belum juga didistribusikan.

Ratusan ton minyak tersebut kemudian disegel oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan).

Baca juga: Masyarakat Menjerit, Pemerintah Putar Otak Atasi Lonjakan Harga dan Stok MinyaKita

2. Masyarakat banyak yang beralih ke MinyaKita

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/2/2023), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menerangkan bahwa kelangkaan MinyaKita di pasaran bukan karena stok yang menipis.

Menurutnya, kelangkaan muncul karena masyarakat mulai beralih dari minyak goreng premium menjadi MinyaKita.

Ia menilai, beralihnya masyarakat tersebut lantaran kualitas MinyaKita tak berbeda jauh dengan kualitas premium.

"Semua orang beli itu ya jadi habis. Nanti kalau semua yang beli premium jadi beli ini, ya enggak akan cukup juga. Karena udah bagus semua mau beli MinyaKita, dijualnya di retail modern, online padahal kan ini untuk pasar-pasar," ujar Zulkifli.

Baca juga: Pemerintah Bantah Minyak Goreng Langka, yang Bermasalah Cuma MinyaKita

Halaman:

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com