Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Perilaku Aneh Burung dan Anjing Sebelum Gempa Turkiye, Bisakah Jadi Prediksi Akan Terjadi Gempa?

Kompas.com - 09/02/2023, 16:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan M 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023) pagi waktu setempat telah meluluhlantakkan Turkiye dan Suriah.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (9/2/2023), setidaknya 12.049 orang Turkiye dan 2.992 orang Suriah meninggal dunia akibat gempa ini.

Di tengah suasana duka, perilaku tak normal dari sejumlah hewan sebelum gempa Turkiye menjadi sorotan.

Baca juga: Cerita Kesaksian WNI Korban Gempa Turkiye, Wisata yang Menyisakan Trauma

Melalui beberapa video yang tersebar, salah satunya oleh akun Twitter ini, sekelompok burung dan seekor anjing terekam bertingkah laku aneh dan tak seperti biasanya.

Tampak dalam video, sekelompok burung mengitari langit gelap sembari mengeluarkan suara. Di sisi lain, seekor anjing terlihat berdiam diri dan beberapa kali melolong panjang di tengah persimpangan jalan.

"Perilaku Aneh Burung dan AJing Sesaat Sebelum Gempa Dahsyat 7.8 Magnitudo mengguncang Turki," tertulis dalam video, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Mengapa Gempa Turkiye-Suriah Bisa Langsung Memicu Gempa di Sesar Lainnya?

Bangunan yang ambruk di Golbasi, Provinsi Adiyaman, Turkiye selatan, Rabu (8/2/2023). Gempa Turkiye dan Suriah menewaskan lebih dari 11.000 orang di kedua negara sampai hari itu.AP PHOTO/EMRAH GUREL Bangunan yang ambruk di Golbasi, Provinsi Adiyaman, Turkiye selatan, Rabu (8/2/2023). Gempa Turkiye dan Suriah menewaskan lebih dari 11.000 orang di kedua negara sampai hari itu.

Unggahan serupa juga dibuat oleh akun Instagram ini pada Selasa (7/2/2023).

Dalam keterangannya, pengunggah menuliskan, perilaku aneh hewan itu terjadi beberapa saat sebelum terjadinya gempa besar di Turkiye.

"Dari beberapa video yang viral di Internet, kawanan burung yang mendadak terbang itu seperti panik, terjadi beberapa saat sebelum gempa besar Turki," tulis pengunggah.

Menanggapi unggahan Instagram, beberapa warganet pun membenarkan perilaku hewan yang bisa menjadi penanda akan datangnya gempa bumi.

Baca juga: Saat Gempa Turkiye Hancurkan Kastil Kuno Berumur 2.000 Tahun...

"Hewan kan bisa merasakan bencana," tulis salah satu warganet.

"Mereka di ngasih pertanda tp kita manusia tdk mengerti, semoga kita bs waspada selalu," komentar warganet lain.

"ess itu bener. Tanda tsunami atau gempa binatang2 berkumandang. Kita nya aja suka ga peka," kata warganet lain.

Hingga Kamis (9/2/2023) siang, unggahan soal perilaku aneh hewan sebelum gempa Turkiye ini telah menuai lebih dari 14.568 suka dan mendapatkan lebih dari 200 komentar.

Baca juga: Analisis Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa

Lantas, mungkinkah perilaku tidak biasa hewan menjadi tanda akan datangnya gempa bumi?


Penjelasan pakar

Ahli geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas menjelaskan, saat ini cukup banyak bukti yang menunjukkan perilaku tidak biasa hewan sebelum terjadi gempa.

"Di Jepang malah ada studi tersendiri terkait hal ini. Namun, pola sistematiknya belum ketemu," ujar Heri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Meski ada cukup banyak bukti, Heri menegaskan bahwa tidak semua gempa diikuti oleh perilaku abnormal hewan.

Menurut dia, masih lebih banyak kasus yang menunjukkan perilaku hewan cenderung normal, tetapi terjadi gempa bumi.

Baca juga: Nasib Penanganan Gempa di Suriah, Alat Usang dan Sulit Menerima Bantuan karena Sanksi

Untuk itu, kemungkinan gempa harus bermagnitudo atau berkekuatan besar, sehingga beberapa jenis hewan bisa merasakannya terlebih dahulu.

"Kalau gempa kecil tidak ada perilaku tidak normal dari binatang. Belum bisa disimpulkan, polanya masih acak," kata dia.

Oleh karenanya, tanda gempa bumi berupa perilaku aneh hewan masih kebetulan dan belum bisa disimpulkan secara ilmiah.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Sebelum Gempa Turkiye, BMKG dan BRIN: Tak Ada Kaitannya

Tidak ada yang bisa prediksi gempa

Mesut Hancer memegang tangan putrinya, Irmak (15), yang tewas dalam gempa Turki atau Turkiye di Kahramanmaras, Selasa (7/2/2023), sehari usai gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang wilayah itu dan menewaskan 9.500 orang hingga Rabu (8/2/2023).AFP/ADEM ALTAN Mesut Hancer memegang tangan putrinya, Irmak (15), yang tewas dalam gempa Turki atau Turkiye di Kahramanmaras, Selasa (7/2/2023), sehari usai gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang wilayah itu dan menewaskan 9.500 orang hingga Rabu (8/2/2023).

Heri juga menegaskan, hingga saat ini belum ada alat atau sesuatu yang bisa memprediksi gempa secara tepat dan pasti.

"Tidak ada yang bisa dan kemungkinan tidak akan ada yang pernah bisa. Parameternya terlalu kompleks," ujar Heri.

Namun demikian, dia menyampaikan, gempa bumi masih bisa diprediksi dalam interval perulangan siklus.

Artinya, kemungkinan gempa bisa diprediksi dalam ujung siklus, dengan jarak waktu lebih kurang 20-30 tahun.

"Arti sederhananya, kita bisa memprediksi kira-kira dalam 30 tahun akan ada peluang terjadinya gempa, itu bisa," ungkap Heri.

Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?

Diberitakan Kompas.com (24/11/2022), tanda gempa secara teori memang ada, tetapi tidak berlaku umum.

"Masih kasus per kasus, masih unik, tidak di semua tempat ada," ujar Heri.

Beberapa tanda gempa tersebut antara lain:

  • Deformasi (perubahan dari baik ke buruk) pre-seismic atau aktivitas sebelum gempa
  • Gangguan pada ion di atmosfer
  • Perilaku aneh binatang.

"Tetapi sekali lagi, ini hanya kasus per kasus, belum bisa digeneralisir," tandas Heri.

Baca juga: Alasan Indonesia Selalu Dilanda Gempa

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gempa Besar Turkiye-Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com