Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bayi Baru Lahir Selamat dari Gempa Suriah, Ditemukan Tertimbun Puing-puing Rumah

Kompas.com - 08/02/2023, 19:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang bayi perempuan ditemukan selamat dan ditarik keluar dari puing-puing sebuah rumah karena gempa besar pada Senin (6/2/2023).

Dikutip dari The Guardian, kejadian tersebut diketahui terjadi di Suriah utara, tepatnya Kota Jindayris pada Selasa (7/2/2023).

Bayi tersebut adalah satu-satunya yang selamat dari keluarga terdekatnya.

Kisah penyelamatannya begitu pilu karena bayi yang tertimbun reruntuhan saat tali pusarnya masih menyambung dengan sang ibu yang sudah meninggal dunia.

Baca juga: Erdogan Umumkan Keadaan Darurat di 10 Provinsi Terdampak Gempa


Baca juga: Mengintip Masjid Sayyidah Zainab di Damaskus yang Selamat dari Gempa M 7,8 Turkiye-Suriah

Kisah penyelamatan bayi

Paman dari bayi tersebut, Khalil al-Suwadi mengatakan bahwa ia mendengar suara dari puing-puing rumah yang hancur saat sedang dalam proses pencarian korban.

“Kami mendengar suara saat sedang menggali,” Ucap al-Suwadi.

Tali pusar bayi itu masih menyambung dengan sang ibu yang sudah meninggal.

“Kami membersihkan debu dan menemukan bayi dengan tali pusar, sehingga kami memotongnya dan sepupu saya membawanya ke rumah sakit,” lanjutnya.

Video dari proses penyelamatan bayi tersebut sempat viral di media sosial.

Video tersebut merekam seorang pria membawa bayi mungil yang tertutup debu dari puing-puing bangunan yang hancur.

Bayi itu dibawa untuk dirawat di rumah sakit di kota Afrin.

Sementara keluarga lainnya mencari dan menyelamatkan jenazah keluarga dekat dari bayi tersebut yang berisi ayah, ibu, empat saudara kandung, dan seorang bibi.

Baca juga: Ramai soal Kilat Cahaya Sebelum Gempa Turkiye Disebut HAARP, Ini Kata BMKG

Luka memar dan hipotermia

Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).AP PHOTO/EMRAH GUREL Bangunan yang hancur akibat gempa Turki atau Turkiye di Malatya, Selasa (7/2/2023). Tim SAR terus berupaya menyelamatkan dan mencari para korban gempa di Turki dan Suriah bermagnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023).
Dikutip dari BBC, bangunan tempat tinggal keluarganya adalah salah satu dari sekitar 50 bangunan yang hancur akibat gempa tersebut.

Dokter anak Hani Maarouf mengatakan, bayi itu tiba di rumah sakitnya dalam kondisi buruk dengan beberapa memar dan luka di sekujur tubuhnya.

Maarouf juga mengatakan bahwa bayi itu mengalami hipotermia karena cuaca yang sangat dingin.

“Dia juga datang dengan hipotermia karena cuaca yang sangat dingin. Kami harus menghangatkannya dan memberikan kalsium,” tutur Maarouf.

Saat ini, bayi tersebut berbaring di inkubator dan terhubung dengan infus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com